Asal Mula Munculnya Dosa Dan Lucifer : Dimulai Dari Kawasan Yang Paling Kudus
Allah yakni maha kuasa dan maha kudus (Why 4:8b). Ia maha tinggi dan maha mulia. Ia bersemayam di dalam sorga yang kudus “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di daerah tinggi dan di daerah kudus…” (Yes 57:15). Ia tidak ada tandingannya di alam semesta ini, Ia menguasai langit dan bumi, dan seisinya (Maz 135:6). Ia membuat segala sesuatu dengan firman-Nya yang kudus (Yoh 1:30). Ia membuat segala sesuatu dan hasilnya yakni sangat baik pada permulaannya (Kej 1:31). Ia membuat Lucifer sebagai pelayan-Nya yang tidak bercela (Yeh 28:15). Dosa terjadi ditempat kudus dan berasal dari ia yang diciptakan dengan tanpa cela yang tinggal bersahabat dengan Allah yang penuh kuasa dan maha kudus. Bagaimana ini sanggup terjadi?
Injil dengan sangat terang menyatakan bahwa iblislah penggagas munculnya dosa (1Yoh 3:8, Yoh 8:44), namun banyak orang telah dibingungkan oleh hal ini, dalam kebingungannya mereka menganggap hal ini merupakan sebuah misteri, yang lain berfikir bahwa memahami asal mula dosa merupakan sebuah kemustahilan. Banyak di antara mereka mencoba untuk mencari tanggapan dari apa yang terjadi dengan mengunakan nalar dan kecerdasan yang dimilikinya. Karena ketidakpercayaan dan keragu-raguan terhadap Injil ia menilik dari sumber yang tidak sanggup memperlihatkan informasi yang tepat sehingga tidak menemukan jawabannya, lantaran Allah menyatakan rahasia tersebut hanya melalui alkitab. Demikian juga bagi mereka yang menilik Injil untuk menemukan tanggapan atas kebingungan mereka, mereka gagal memahami lantaran kebiasaan menafsirkan Injil yang salah .
Sebagai contoh, kalau kita mencari tanggapan akan munculnya dosa yang dicetuskan oleh iblis di dalam kitab suci agama Islam, maka kita akan mendapatkan sebuah pandangan di mana dosa diawali oleh kejatuhan iblis. Terjadi saat iblis tidak mau bahu-membahu dengan para malaikat untuk sujud terhadap manusia. Iblis yang diciptakan dari api merasa lebih tinggi dari manusia, dengan demikian iblis kemudian diusir dari dalam sorga (Al Alquran 7:11-12). Jelas sekali bahwa Al Alquran memperlihatkan informasi yang jauh dari pada kebenaran Alkitab, kalau hal ini dipercaya maka akan timbul pertanyaan yang mengandung ancaman teologi yang sangat riskan, mengapa Allah membuat iblis yang karenanya menjadi musuhnya? Mengapa Allah membuat iblis yang berarti musuh Allah dengan dengan demikian apakah Allah membuat kejahatan tau dosa?
Lalu bagaimana dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab? Dr. Willmington dalam bukunya “Doctrine of The Satan.” Menyatakan bahwa dongeng raja Tirus dalam Yehezkiel 28:12-19 dan dongeng nubuatan kejatuhan kerajaan Babel dalam kitab Yesaya 14:12-17 oleh kerajaan Media Persia yang di pimpin oleh raja Koresy yakni citra sesungguhnya dari pada iblis. Ia menyatakan bahwa Lucifer yakni malaikat terang yang sudah jatuh lantaran kesombongannya untuk menyamai Allah. Tetapi pendapat ini mendapatkan perlawanan sengit oleh E.S.P. Heavenor yang berpendapat, bahwa iblis sebetulnya tidak tampil sebagai malaikat yang sudah jatuh, lantaran masih mempunyai kanal ke nirwana (Ayub 1 dan 2). Sama halnya dengan pakar Injil lainya, Derek Kidner, S.H. Widyapranawa dan John B Taylor yang masing-masing dalam bukunya beropini bahwa kitab Yehezkiel dan Yesaya tersebut sama sekali tidak menyinggung wacana kejatuhan iblis.
Perbedaan pendapat inilah yang membuat banyak orang untuk berfikir "bijak" dalam menyikapi perbedaan pendapat dengan menyatakan bahwa hal ini merupakan sebuah misteri Ilahi, di mana hanya Tuhan sajalah yang tahu. Tetapi di sini penulis beropini bahwa sesungguhnya Injil mempunyai keterangan yang sangat menjelaskan, sehingga hal ini bukanlah misteri.
A. SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH
Allah mendasari pemerintahan yang dibangun di alam semesta ini dengan dasar yang sempurna, yaitu kasih yang tidak terbatas. Ia menggantungkan seluruh hukum-hukum-Nya di dalam kasih (Mat 22:37-40). Seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Allah di ilham dari kasih-Nya yang tidak terbatas dan baka sepanjang masa, demikian juga Ia mengatur seluruh kehidupan dari mahluk ciptaan-Nya. Ia menjalankan pemerintahan yang adil dan memenuhi hukum-Nya dengan Kasih, supaya seluruh makhluk ciptaan sanggup hidup senang dan selaras dengan Allah (Mazmur 89:14‑19).
B. ANAK ALLAH SANG PENASEHAT AJAIB.
Bapa yang baka tidak sendirian dalam memimpin alam semesta. Ia memimpin bahu-membahu dengan Yesus sang penasehat asing Allah (Yesaya 9:5). Ia berkedudukan sejajar dengan Allah dan hanya Dia sajalah yang mempunyai hak untuk ikut serta dalam memerintah alam semesta bahu-membahu dengan Allah, lantaran hanya Yesus sajalah yang merupakan gambar wujud Allah (Ibr 1:3).
C. LUCIFER PENGHULU MALAIKAT.
Allah di dalam pemerintahannya dilayani oleh para malaikat (Lukas 1:19) Ia diciptakan sedikit lebih tinggi dari insan (Ibr 2:7 ). Malaikat mempunyai kesanggupan mental yang lebih tinggi dari pada manusia. Mereka juga mempunyai kuasa adimanusiawi. ”Pujilah TUHAN, hai, malaikat-malaikatnya, yang mempunyai kekuatan yang perkasa, yang melaksanakan firmannya” (Mzm 103:20). Pengetahuan dan kekuatan para malaikat diperlihatkan saat dua malaikat membinasakan Sodom dan Gomora dengan api (Kej 19:13, 24). Satu malaikat saja telah menewaskan 185.000 prajurit dalam pasukan Asiria (2 Raj 19:35)
Sumber Wikipedia menjelaskan arti kata dari Lucifer. Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" berasal dari kata “ lux/ lucis” yang berarti cahaya, dan “ferre” yang berarti membawa. Dengan begitu kata Lucifer sanggup diartikan sebagai “Pembawa Cahaya”, yang yakni sebuah nama untuk "Bintang Fajar" yang berarti: “ia yang membawa terang”. Dalam bahasa Ibrani, kata ini diterjemahkan sebagai “bintang fajar”. Oleh lantaran ini Lucifer sering digambarkan sebagai makhluk terang, bercahaya dan mulia.
Nama Lusifer, pertama kali diberikan oleh Tertulllian dan Agustinus, berdasarkan kata "bintang jatuh" dalam Kitab Yesaya. Nama “Lusifer” memang tidak terdapat dalam Injil terjemahan LAI. Hanya ditemukan dalam terjemahan bahasa Inggris versi King James (KJV) : “How art thou fallen from Heaven, O Lucifer, son of the morning! How art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!” (Yesaya 14:12). Sebutan ini berasal dari bahasa latin yang dipakai oleh Jerome, saat menterjemahkan Injil ke dalam bahasa latin yang disebut Vulgata pada era ke-4. Dalam bahasa Ibrani “Helel”, yang artinya sama dengan Lusifer (dari “Luci” dan “foros”) yaitu “Pembawa Cahaya”. LAI menterjemahkan sebagai “Bintang Timur” (yang kemudian menjadi rancu dengan istilah untuk Yesus sebagai “Bintang Timur” (Wahyu 22:16, Mat2:9)). Jerome memberi nama Lusifer kepada Iblis, beserta para komentator Injil lainnya saat mengomentari ayat Lukas 10:18, “Aku melihat Iblis jatuh mirip kilat dari langit”
Lusifer diciptakan Allah bahu-membahu dengan para malaikat yang lainnya sebelum dunia dijadikan (Ayub 38:6-7, Yeh 28:13,15). Dia tergolongan malaikat yang disebut kerubim (Yeh 28:14) yang terindah. Nabi Yehezkiel menyebutnya sebagai makhluk yang “maha indah”, suatu citra wacana keindahan yang sempurna. Hikmat dan pengetahuannya sangat tinggi, Yeh 28:12 mengidentifikasi lucifer dengan kata “penuh hikmat.”
Kebanyakan dari orang kristen percaya bahwa ia yakni yang disebut sebagai penghulu malaikat. Kata penghulu dalam akar bahasa Yunaninya, berarti “memerintah.” Kata yang sama muncul dalam kata archbishop “uskup kepala”, uskup yang mengepalai uskup-uskup lainnya. Jadi, penghulu malaikat yakni malaikat yang memerintah atas malaikat-malaikat lainnya. Di dalam (Yesaya 14:12) ia muncul dengan dua sebutan sekaligus yaitu bintang timur dan putra fajar.“Wah engkau sudah jatuh dari langit, hai bintang timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”
D. SIFAT MISTERIUS LUCIFER.
Tetapi dengan sifat dasar Lucifer yang tidak mempunyai cela pada awal penciptaanya itu, ia justru mengembangkan pemikiran-pemikirang yang jauh dari kesucian. Ia membangun abjad yang sombong dan melayani diri sendiri. "Engkau sombong lantaran kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kamu Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya." Yehezkiel 28:17.
Kitab Yesaya menggambarkan dengan terang bagaimana kesombongan lucifer yang dipenuhi dengan ambisi-ambisi yang dikembangkan di dalam hatinya. Kata “Aku hendak” muncul sebanyak lima kali dalam dua ayat yang diungkapkan oleh nabi Yesaya. Hal Ini membuktikan wacana rencana yang disusun oleh Lucifer untuk menantang kehendak Allah.
F. PEMBERONTAKAN LUCIFER.
Lucifer perlahan-lahan merusak kesetiaan sepertiga malaikat Allah dan menyeret mereka ke pihaknya dalam pemberontakannya dan dalam kejatuhannya (Wahyu 12:4). Sebagai tanggapannya, Allah berkata, “Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke daerah yang paling dalam di liang kubur.” (Yesaya 14: 15).
Dalam Yehezkiel 28, diperoleh citra wacana lucifer. Pasal ini dibagi menjadi dua bagian, masing-masing yakni ratapan dan pemberitahuan wacana kesengsaraan. Bagian yang pertama berpusat pada pangeran Tirus; yang kedua wacana raja Tirus.
Pangeran Tirus yakni insan biasa,tetapi ia menyatakan dirinya sebagai allah. Di lain pihak, sama jelasnya bahwa raja Tirus itu digambarkan mirip bukan manusia. Dalam pasal ini, terdapat keterangan wacana bagaimana Iblis bekerja. Ada pemerintah/penguasa manusia, pangeran Tirus, dan dibelakangnya, dalam alam yang tidak kelihatan, ada penguasa Iblis. Penguasa insan itu menyerupai sebuah boneka yang bergerak dengan tali-tali dari alam yang tidak kelihatan, yang mendikte gerakan-gerakannya.
Kitab Yehezkiel 28: 14- 15 ini menjelaskan bagaimana Lucifer bekerja. Manusia yang dengan sifat kesombongannya, menyatakan dirinya sebagai Allah yang harus disembah merupakan perwujudan dari abjad iblis yang menjadi ispirasi dari setiap pemikirannya.
Nabi Yehezkiel mengunakan kata “dagang” dalam ayat ini untuk menggambarkan cara Lucifer melaksanakan pemberontakan (Yeh 28:16). Dalam bahasa Ibrani "rakullah" yang berarti “naik turun” sebagai orang yang suka bercuap-cuap, seorang penghasut, dengan rahasia, menyebarluaskan hasutan.” Pada zaman ini aktifitas ini sangat popular dengan istilas “berkampanye atau melobi”. Bagitulah caranya Lucifer merampas kesetiaan para malaikat.
Contoh lain penggunaan kata “rakullah” supaya sanggup melihat keakuratan gambarannya, “Janganlah engkau pergi kian kemari membuatkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu” (Imamat 19:16). Ayat ini menggambarkan wacana pemfitnah, seorang yang membawa sindiran dan tuduhan yang tidak benar. Lucifer menuduh Allah dengan tidak benar, menuduh Allah sebagai seorang yang memerintah dengan sewenang-wenang, seorang dictator yang hanya mempedulikan kebesaran dan kemuliaan-Nya sendiri, dengan tidak ada penghargaan bagi para malaikat yang telah melayani-Nya dengan begitu setia ini.
Dalam Amsal 11:13, kata yang sama dipakai kembali, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” Kita melihat suatu kontradiksi atau lawan dari pengumpat yakni orang yang mempunyai “roh yang setia.”
Dalam Amsal 20, ada pola lainnya yang sangat terang dari kata yang sama, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, lantaran itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” (ayat 19). Pengumpat dan orang yang bocor verbal sangat erat hubungannya satu sama lainnya. Dengan kata lain, Lucifer membujuk malaikat-malaikat, dengan menanamkan keraguan-raguan terhadap hukum-hukum Allah. Ia menyatakan bahwa aturan Allah tidak relevan dan mengekang mereka, dengan hal itu ia berjanji akan memperlihatkan kebebasan bagi mereka kalau ia berhasil.
Dalam Yeremia 6:28 dan 9:4, dan Yehezkiel 22:9 kata ini diterjemahkan sebagai “pemfitnah”. Itu yakni kata yang sama dalam bahasa Ibrani: pengumpat, pemfitnah, orang yang kesana kemari menabur ketidakpuasan dan ketidaksetiaan. Dengan menyalahtafsirkan firman Allah dan dan isu-isu palsu terhadap tindakan-tindakan Allah, ia menghasut penghuni surga, supaya bergabung kedalam pemberontakan.
D. LUCIFER DAN KERAJAANNYA YANG BARU.
Allah menyatakan kebesaran-Nya dan kasihnya, Ia hendak memperlihatkan pengampunan kepada Lucifer. Melalui banyak sekali cara dan melalui nasehat-nasehat dari malaikat suci, Allah berusaha untuk membuat Lucifer kembali kepada-Nya, tetapi perjuangan itu tampak sia-sia.
KESIMPULAN
Injil menyatakan sangat terang bagaimana dosa itu sanggup terjadi. Allah yang penuh kasih menciptkan mahluk-Nya dengan memperlihatkan suatu anugrah kebebasan dan kehendak untuk memilih. Tetapi Lucifer yang yang diciptakan oleh Allah dengan kemegahan yang dimilikinya justru berkembang menjadi sombong dan menyalahgunakan kebebasan yang diberikan.
Tetapi ada seorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari ia yang, sehabis Kristus, paling dihormati Allah, dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga. – EGM, Kemenangan Akhir,hal
Demikianlah Lusifer, "pembawa terang itu," yang ikut menikmati kemuliaan Allah, pengawal takhta‑Nya, oleh pelanggaran telah menjadi Setan, "musuh" Tuhan dan makhluk‑makhluk suci serta pembunuh mereka yang oleh nirwana telah diserahkan kepada pengawasan dan penjagaannya. Ellen G.White. Sejarah Para Nabi, hal 21
DAFTAR PUSTAKA
Willmington. H. L. Doctrine of The Satan . Lynchburg. Liberty Home Bible Institute, 1983.
Heavenor E.S.P. Tafsiran Injil Masa Kini. Jakarta. Bina Kasih. 1989.
Widyapranawa S.H. International Theological Commentary. Grand Rapids. Eerdmans. 1990.
Taylor.J.B. Ezekiel An Introduction and Commentary dalam TOTC. England. Inter-Varsity. 1969.
White. E.G. Kemenangan Akhir. Bandung. Indonesia Publising House. 2011
White. E.G. Sejarah Para Nabi. Bandung. Indonesia Publising House. 1994.
_________ . Injil Terjemahan Baru. Jakarta. Lembaga Injil Indonesia. 1974.
Injil dengan sangat terang menyatakan bahwa iblislah penggagas munculnya dosa (1Yoh 3:8, Yoh 8:44), namun banyak orang telah dibingungkan oleh hal ini, dalam kebingungannya mereka menganggap hal ini merupakan sebuah misteri, yang lain berfikir bahwa memahami asal mula dosa merupakan sebuah kemustahilan. Banyak di antara mereka mencoba untuk mencari tanggapan dari apa yang terjadi dengan mengunakan nalar dan kecerdasan yang dimilikinya. Karena ketidakpercayaan dan keragu-raguan terhadap Injil ia menilik dari sumber yang tidak sanggup memperlihatkan informasi yang tepat sehingga tidak menemukan jawabannya, lantaran Allah menyatakan rahasia tersebut hanya melalui alkitab. Demikian juga bagi mereka yang menilik Injil untuk menemukan tanggapan atas kebingungan mereka, mereka gagal memahami lantaran kebiasaan menafsirkan Injil yang salah .
Sebagai contoh, kalau kita mencari tanggapan akan munculnya dosa yang dicetuskan oleh iblis di dalam kitab suci agama Islam, maka kita akan mendapatkan sebuah pandangan di mana dosa diawali oleh kejatuhan iblis. Terjadi saat iblis tidak mau bahu-membahu dengan para malaikat untuk sujud terhadap manusia. Iblis yang diciptakan dari api merasa lebih tinggi dari manusia, dengan demikian iblis kemudian diusir dari dalam sorga (Al Alquran 7:11-12). Jelas sekali bahwa Al Alquran memperlihatkan informasi yang jauh dari pada kebenaran Alkitab, kalau hal ini dipercaya maka akan timbul pertanyaan yang mengandung ancaman teologi yang sangat riskan, mengapa Allah membuat iblis yang karenanya menjadi musuhnya? Mengapa Allah membuat iblis yang berarti musuh Allah dengan dengan demikian apakah Allah membuat kejahatan tau dosa?
Lalu bagaimana dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab? Dr. Willmington dalam bukunya “Doctrine of The Satan.” Menyatakan bahwa dongeng raja Tirus dalam Yehezkiel 28:12-19 dan dongeng nubuatan kejatuhan kerajaan Babel dalam kitab Yesaya 14:12-17 oleh kerajaan Media Persia yang di pimpin oleh raja Koresy yakni citra sesungguhnya dari pada iblis. Ia menyatakan bahwa Lucifer yakni malaikat terang yang sudah jatuh lantaran kesombongannya untuk menyamai Allah. Tetapi pendapat ini mendapatkan perlawanan sengit oleh E.S.P. Heavenor yang berpendapat, bahwa iblis sebetulnya tidak tampil sebagai malaikat yang sudah jatuh, lantaran masih mempunyai kanal ke nirwana (Ayub 1 dan 2). Sama halnya dengan pakar Injil lainya, Derek Kidner, S.H. Widyapranawa dan John B Taylor yang masing-masing dalam bukunya beropini bahwa kitab Yehezkiel dan Yesaya tersebut sama sekali tidak menyinggung wacana kejatuhan iblis.
Perbedaan pendapat inilah yang membuat banyak orang untuk berfikir "bijak" dalam menyikapi perbedaan pendapat dengan menyatakan bahwa hal ini merupakan sebuah misteri Ilahi, di mana hanya Tuhan sajalah yang tahu. Tetapi di sini penulis beropini bahwa sesungguhnya Injil mempunyai keterangan yang sangat menjelaskan, sehingga hal ini bukanlah misteri.
A. SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH
Allah mendasari pemerintahan yang dibangun di alam semesta ini dengan dasar yang sempurna, yaitu kasih yang tidak terbatas. Ia menggantungkan seluruh hukum-hukum-Nya di dalam kasih (Mat 22:37-40). Seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Allah di ilham dari kasih-Nya yang tidak terbatas dan baka sepanjang masa, demikian juga Ia mengatur seluruh kehidupan dari mahluk ciptaan-Nya. Ia menjalankan pemerintahan yang adil dan memenuhi hukum-Nya dengan Kasih, supaya seluruh makhluk ciptaan sanggup hidup senang dan selaras dengan Allah (Mazmur 89:14‑19).
"Allah yakni kasih." 1 Yohanes 4:16. Sifat, dan hukum‑Nya yakni kasih. Hal itu senantiasa demikian dan akan selalu demikian. "Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya," yang "perjalanan-Nya berabad-abad," tidak berubah. Pada‑Nya "tidak ada perubahan atau bayangan lantaran pertukaran," Yesaya 57:15 ; Habakuk 3:6, Yakobus 1:17. - EGW, Sejarah Para Nabi ,hal 16Allah membuat mahluk-mahluk yang ada di alam semesta melalui dasar kasih (Kejadian 1;1-31). Ia membuat malaikat-malaikat-Nya sebagai pelayan-pelayan di dalam nirwana yang di berikan kebebasan untuk sanggup menentukan berdasarkan apa yang dikehendaki-Nya, dengan demikian malaikat-malaikat sanggup melayani Allah dengan sukarela dan tidak terpaksa.
“Hukum kasih yang menjadi dasar pemerintahan Allah, kebahagiaan seluruh makhluk ciptaan, bergantung kepada keselarasan tepat kepada prinsip-prinsip kebenaran agung. Allah menginginkan dari makhluk ciptaan-Nya pelayanan kasih -- penghormatan yang terbit dari penghargaan kepada tabiat-Nya. Ia tidak menyukai kesetiaan yang terpaksa, dan kepada mereka diberikan-Nya kebebasan kemauan biar mereka b oleh memperlihatkan pelayanan sukarela kepada-Nya.”- EGW,Kemenangan Akhir, hal 428Suatu hal yang unik lantaran Allah mengambil resiko yang sangat besar dalam mengenalkan diri-Nya yang penuh kasih. Ia membuat mahkluk-mahkluk yang tepat yang sanggup jatuh kedalam dosa. Namun Allah memperlihatkan kebahagian yang tiada tara bagi mereka yang mau hidup selaras dengan hukum-hukum Allah yang penuh kasih itu. “Selama semua makhluk ciptaan menyatakan kesetiaan yang penuh kasih, maka terdapatlah keselarasan yang tepat di seluruh alam semesta.” Ellen G. White, Sejarah Para Nabi, hal 17
B. ANAK ALLAH SANG PENASEHAT AJAIB.
Bapa yang baka tidak sendirian dalam memimpin alam semesta. Ia memimpin bahu-membahu dengan Yesus sang penasehat asing Allah (Yesaya 9:5). Ia berkedudukan sejajar dengan Allah dan hanya Dia sajalah yang mempunyai hak untuk ikut serta dalam memerintah alam semesta bahu-membahu dengan Allah, lantaran hanya Yesus sajalah yang merupakan gambar wujud Allah (Ibr 1:3).
“… Kristus, Kalam itu, Anak Allah yang tunggal, yakni satu dengan Bapa yang kekal—satu dalam sifat, dalam tabiat, dalam tujuan —satu‑satunya oknum yang sanggup turut serta dalam musyawarah serta maksud‑maksud Allah…" Ellen G White Sejarah Para Nabi, hal 16Allah menempatkan Yesus setara dengan Dirinya dimana semua mahluk nirwana harus tunduk mengakui kekuasaan-Nya sebagai pencipta (Yoh 1:3). Nyonya Elen G.White menerangkan:
“Raja alam semesta memanggil segenap penduduk surga, biar di hadapan mereka Ia sanggup memutuskan kedudukan yang sebetulnya daripada Anak Nya dan memperlihatkan kekerabatan yang ada antara Dia dengan semua makhluk ciptaan. Anak Allah ikut serta dalam pemerintahan Bapa, dan kemuliaan Allah yang baka menyelubungi keduanya”. Ellen G White, Sejarah Para Nabi, hal 17
C. LUCIFER PENGHULU MALAIKAT.
Allah di dalam pemerintahannya dilayani oleh para malaikat (Lukas 1:19) Ia diciptakan sedikit lebih tinggi dari insan (Ibr 2:7 ). Malaikat mempunyai kesanggupan mental yang lebih tinggi dari pada manusia. Mereka juga mempunyai kuasa adimanusiawi. ”Pujilah TUHAN, hai, malaikat-malaikatnya, yang mempunyai kekuatan yang perkasa, yang melaksanakan firmannya” (Mzm 103:20). Pengetahuan dan kekuatan para malaikat diperlihatkan saat dua malaikat membinasakan Sodom dan Gomora dengan api (Kej 19:13, 24). Satu malaikat saja telah menewaskan 185.000 prajurit dalam pasukan Asiria (2 Raj 19:35)
“…Malaikat‑malaikat yakni pelayan‑pelayan Allah yang bermandikan cahaya yang senantiasa terpancar dari hadirat‑Nya dan dengan sayapnya terbang cepat untuk melaksanakan kehendak‑Nya… “ EGW, Para Nabi Dan Bapa, hal 17Dari golongan malaikat itulah muncul sosok Lucifer, yang sebagai malaikat tertinggi didalam kerajaan surga. Nyonya Ellen G. White menuliskan: “Lusifer, "bintang fajar," yakni yang terutama dari antara kerubium, suci tak bernoda. Ia berdiri di hadirat Khalik yang agung dan cahaya yang menyelubungi Allah yang baka itu terpancar kepadanya.” Para Nabi Dan Bapa, hal 18
Sumber Wikipedia menjelaskan arti kata dari Lucifer. Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" berasal dari kata “ lux/ lucis” yang berarti cahaya, dan “ferre” yang berarti membawa. Dengan begitu kata Lucifer sanggup diartikan sebagai “Pembawa Cahaya”, yang yakni sebuah nama untuk "Bintang Fajar" yang berarti: “ia yang membawa terang”. Dalam bahasa Ibrani, kata ini diterjemahkan sebagai “bintang fajar”. Oleh lantaran ini Lucifer sering digambarkan sebagai makhluk terang, bercahaya dan mulia.
Nama Lusifer, pertama kali diberikan oleh Tertulllian dan Agustinus, berdasarkan kata "bintang jatuh" dalam Kitab Yesaya. Nama “Lusifer” memang tidak terdapat dalam Injil terjemahan LAI. Hanya ditemukan dalam terjemahan bahasa Inggris versi King James (KJV) : “How art thou fallen from Heaven, O Lucifer, son of the morning! How art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!” (Yesaya 14:12). Sebutan ini berasal dari bahasa latin yang dipakai oleh Jerome, saat menterjemahkan Injil ke dalam bahasa latin yang disebut Vulgata pada era ke-4. Dalam bahasa Ibrani “Helel”, yang artinya sama dengan Lusifer (dari “Luci” dan “foros”) yaitu “Pembawa Cahaya”. LAI menterjemahkan sebagai “Bintang Timur” (yang kemudian menjadi rancu dengan istilah untuk Yesus sebagai “Bintang Timur” (Wahyu 22:16, Mat2:9)). Jerome memberi nama Lusifer kepada Iblis, beserta para komentator Injil lainnya saat mengomentari ayat Lukas 10:18, “Aku melihat Iblis jatuh mirip kilat dari langit”
Lusifer diciptakan Allah bahu-membahu dengan para malaikat yang lainnya sebelum dunia dijadikan (Ayub 38:6-7, Yeh 28:13,15). Dia tergolongan malaikat yang disebut kerubim (Yeh 28:14) yang terindah. Nabi Yehezkiel menyebutnya sebagai makhluk yang “maha indah”, suatu citra wacana keindahan yang sempurna. Hikmat dan pengetahuannya sangat tinggi, Yeh 28:12 mengidentifikasi lucifer dengan kata “penuh hikmat.”
Kebanyakan dari orang kristen percaya bahwa ia yakni yang disebut sebagai penghulu malaikat. Kata penghulu dalam akar bahasa Yunaninya, berarti “memerintah.” Kata yang sama muncul dalam kata archbishop “uskup kepala”, uskup yang mengepalai uskup-uskup lainnya. Jadi, penghulu malaikat yakni malaikat yang memerintah atas malaikat-malaikat lainnya. Di dalam (Yesaya 14:12) ia muncul dengan dua sebutan sekaligus yaitu bintang timur dan putra fajar.“Wah engkau sudah jatuh dari langit, hai bintang timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”
D. SIFAT MISTERIUS LUCIFER.
Tetapi dengan sifat dasar Lucifer yang tidak mempunyai cela pada awal penciptaanya itu, ia justru mengembangkan pemikiran-pemikirang yang jauh dari kesucian. Ia membangun abjad yang sombong dan melayani diri sendiri. "Engkau sombong lantaran kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kamu Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya." Yehezkiel 28:17.
Kitab Yesaya menggambarkan dengan terang bagaimana kesombongan lucifer yang dipenuhi dengan ambisi-ambisi yang dikembangkan di dalam hatinya. Kata “Aku hendak” muncul sebanyak lima kali dalam dua ayat yang diungkapkan oleh nabi Yesaya. Hal Ini membuktikan wacana rencana yang disusun oleh Lucifer untuk menantang kehendak Allah.
“Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, saya hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan saya hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”(Yesaya 14:13-14)Ambisi Lucifer yakni untuk mengangkat dirinya hingga pada posisi kesetaraan dengan Allah. Ia menganggap dirinya begitu bijaksana, begitu cantik, dan begitu mulia hingga ia jelas-jelas berpikir wacana dirinya, “aku sanggup menjadi Allah”.
“Di dalam rahmat‑Nya yang besar, sesuai dengan sifat keilahian‑Nya, Allah bersikap sabar terhadap Lusifer. Roh ketidak‑puasan dan kebencian tadinya tidak pernah dikenal di surga. Itu merupakan suatu unsur yang baru, ganjil, bersifat rahasia dan tidak terpikirkan. Lusifer sendiri pada mulanya tidak mengerti keadaan yang sebetulnya akan perasaannya; dan untuk sementara waktu ia takut untuk mencetuskan bayangan‑bayangan serta jalan pikirannya; tetapi ia tidak membuangkannya.”EGW. Para Nabi dan Bapa, hal 20
F. PEMBERONTAKAN LUCIFER.
Lucifer perlahan-lahan merusak kesetiaan sepertiga malaikat Allah dan menyeret mereka ke pihaknya dalam pemberontakannya dan dalam kejatuhannya (Wahyu 12:4). Sebagai tanggapannya, Allah berkata, “Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke daerah yang paling dalam di liang kubur.” (Yesaya 14: 15).
Dalam Yehezkiel 28, diperoleh citra wacana lucifer. Pasal ini dibagi menjadi dua bagian, masing-masing yakni ratapan dan pemberitahuan wacana kesengsaraan. Bagian yang pertama berpusat pada pangeran Tirus; yang kedua wacana raja Tirus.
Pangeran Tirus yakni insan biasa,tetapi ia menyatakan dirinya sebagai allah. Di lain pihak, sama jelasnya bahwa raja Tirus itu digambarkan mirip bukan manusia. Dalam pasal ini, terdapat keterangan wacana bagaimana Iblis bekerja. Ada pemerintah/penguasa manusia, pangeran Tirus, dan dibelakangnya, dalam alam yang tidak kelihatan, ada penguasa Iblis. Penguasa insan itu menyerupai sebuah boneka yang bergerak dengan tali-tali dari alam yang tidak kelihatan, yang mendikte gerakan-gerakannya.
“Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala watu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, kripsopras dan nefrit, lazurit, watu darah dan malakit. Tempat tatahanmu diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.”(Yehezkial 28: 12-13)Secara luas para andal Injil telah mendapatkan bahwa Lucifer bertanggung jawab memimpin orkestra penyembahan di sorga. Ia yakni andal musik dan terus menggunakan musik sebagai alat untuk menarik orang hingga pada hari ini. Dalam Yehezkiel 28: 14 Lucifer digambarkan sebagai “kerub yang berjaga” (Yehezkiel 28: 14-16). Tampak melalaui ungkapan bahwa Lucifer telah menudungi dengan sayapnya daerah menifestasi kemuliaan Allah di bait-Nya, sama mirip kerub di tabernakel Musa yang menudungi tutup pendamaian dan daerah dimana kemuliaan Allah (Keluaran 37: 9)
Kitab Yehezkiel 28: 14- 15 ini menjelaskan bagaimana Lucifer bekerja. Manusia yang dengan sifat kesombongannya, menyatakan dirinya sebagai Allah yang harus disembah merupakan perwujudan dari abjad iblis yang menjadi ispirasi dari setiap pemikirannya.
Nabi Yehezkiel mengunakan kata “dagang” dalam ayat ini untuk menggambarkan cara Lucifer melaksanakan pemberontakan (Yeh 28:16). Dalam bahasa Ibrani "rakullah" yang berarti “naik turun” sebagai orang yang suka bercuap-cuap, seorang penghasut, dengan rahasia, menyebarluaskan hasutan.” Pada zaman ini aktifitas ini sangat popular dengan istilas “berkampanye atau melobi”. Bagitulah caranya Lucifer merampas kesetiaan para malaikat.
Contoh lain penggunaan kata “rakullah” supaya sanggup melihat keakuratan gambarannya, “Janganlah engkau pergi kian kemari membuatkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu” (Imamat 19:16). Ayat ini menggambarkan wacana pemfitnah, seorang yang membawa sindiran dan tuduhan yang tidak benar. Lucifer menuduh Allah dengan tidak benar, menuduh Allah sebagai seorang yang memerintah dengan sewenang-wenang, seorang dictator yang hanya mempedulikan kebesaran dan kemuliaan-Nya sendiri, dengan tidak ada penghargaan bagi para malaikat yang telah melayani-Nya dengan begitu setia ini.
Dalam Amsal 11:13, kata yang sama dipakai kembali, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” Kita melihat suatu kontradiksi atau lawan dari pengumpat yakni orang yang mempunyai “roh yang setia.”
Dalam Amsal 20, ada pola lainnya yang sangat terang dari kata yang sama, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, lantaran itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” (ayat 19). Pengumpat dan orang yang bocor verbal sangat erat hubungannya satu sama lainnya. Dengan kata lain, Lucifer membujuk malaikat-malaikat, dengan menanamkan keraguan-raguan terhadap hukum-hukum Allah. Ia menyatakan bahwa aturan Allah tidak relevan dan mengekang mereka, dengan hal itu ia berjanji akan memperlihatkan kebebasan bagi mereka kalau ia berhasil.
Dalam Yeremia 6:28 dan 9:4, dan Yehezkiel 22:9 kata ini diterjemahkan sebagai “pemfitnah”. Itu yakni kata yang sama dalam bahasa Ibrani: pengumpat, pemfitnah, orang yang kesana kemari menabur ketidakpuasan dan ketidaksetiaan. Dengan menyalahtafsirkan firman Allah dan dan isu-isu palsu terhadap tindakan-tindakan Allah, ia menghasut penghuni surga, supaya bergabung kedalam pemberontakan.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk membuatkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Sambil bekerja dengan belakang layar dan misterius, dan untuk sementara menyembunyikan maksudnya yang sebetulnya dengan berpura-pura tampak menghormati Allah, ia berusaha untuk membangkitkan ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, dengan menyampaikan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh lantaran alamiah mereka yakni suci, ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengikuti kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati, dengan menyampaikan bahwa Allah telah memperlakukannya dengan tidak adil dengan memperlihatkan penghormatan tertinggi bagi Kristus. Ia menyampaikan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan lantaran bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni Surga, biar dengan begitu mereka boleh memperoleh eksistensi yang lebih tinggi. Ellen G. White, Kemenangan Akhir, hal 19.
D. LUCIFER DAN KERAJAANNYA YANG BARU.
Allah menyatakan kebesaran-Nya dan kasihnya, Ia hendak memperlihatkan pengampunan kepada Lucifer. Melalui banyak sekali cara dan melalui nasehat-nasehat dari malaikat suci, Allah berusaha untuk membuat Lucifer kembali kepada-Nya, tetapi perjuangan itu tampak sia-sia.
seandainya ia mau kembali kepada Allah, mengakui hikmat Pencipta, dan puas dengan mengisi kedudukan yang telah ditetapkan baginya di dalam rencana besar Allah, maka ia akan dikembalikan kepada jabatannya yang semula. Tetapi keangkuhan menghalanginya untuk menyerah. Ia tetap mempertahankan jalannya, dengan menyampaikan bahwa ia tidak perlu bertobat dan tunduk sepenuhnya kepada Penciptanya dalam kontradiksi besar ini. Ellen G.White, Kemenagan Akhir, hal 430.
“Sebenarnya Lucifer sanggup saja tetap berkenan kepada Allah, dikasihi dan dihormati oleh seluruh malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan Penciptanya. Tetapi kata nabi itu, "Engkau sombong lantaran kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu." (Yeh. 28:17). Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri."Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.” Ellen G.White, Kemenagan Akhir, hal 427Kesombongan dan keangkuhan yang di miliki oleh Lucifer membuat ia tidak mau mendapatkan kesempatan kedua yang diberikan oleh Allah untuk mendapatkan dan menempati posisi yang sudah Allah sediakan. Ambisi untuk mengakibatkan diri setara dengan Allah sudah tidak terbendung lagi. Dengan kekuatan dan kelicikan yang di milikinya ia berhasil membawa sepertiga malaikat-malaikat Allah untuk membangun kerajaannya sendiri di luar nirwana (Wahyu 12:7-9). Ia berhasil meguasai insan dan dunia ini ( Luk 4:6, 1 Yoh 5:19). Ia mengakibatkan dirinya sebagai yang kuasa dari segala kejahatan insan dan para malaikatnya.
KESIMPULAN
Injil menyatakan sangat terang bagaimana dosa itu sanggup terjadi. Allah yang penuh kasih menciptkan mahluk-Nya dengan memperlihatkan suatu anugrah kebebasan dan kehendak untuk memilih. Tetapi Lucifer yang yang diciptakan oleh Allah dengan kemegahan yang dimilikinya justru berkembang menjadi sombong dan menyalahgunakan kebebasan yang diberikan.
Tetapi ada seorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari ia yang, sehabis Kristus, paling dihormati Allah, dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga. – EGM, Kemenangan Akhir,hal
Demikianlah Lusifer, "pembawa terang itu," yang ikut menikmati kemuliaan Allah, pengawal takhta‑Nya, oleh pelanggaran telah menjadi Setan, "musuh" Tuhan dan makhluk‑makhluk suci serta pembunuh mereka yang oleh nirwana telah diserahkan kepada pengawasan dan penjagaannya. Ellen G.White. Sejarah Para Nabi, hal 21
DAFTAR PUSTAKA
Willmington. H. L. Doctrine of The Satan . Lynchburg. Liberty Home Bible Institute, 1983.
Heavenor E.S.P. Tafsiran Injil Masa Kini. Jakarta. Bina Kasih. 1989.
Widyapranawa S.H. International Theological Commentary. Grand Rapids. Eerdmans. 1990.
Taylor.J.B. Ezekiel An Introduction and Commentary dalam TOTC. England. Inter-Varsity. 1969.
White. E.G. Kemenangan Akhir. Bandung. Indonesia Publising House. 2011
White. E.G. Sejarah Para Nabi. Bandung. Indonesia Publising House. 1994.
_________ . Injil Terjemahan Baru. Jakarta. Lembaga Injil Indonesia. 1974.