Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatasi Hipertermia Pada Bayi

Lingkungan yang sangat panas ternyata berbahay untuk bayi. Keadaan ini sanggup dikatakan berbahaya apabila bayi diletakkan dengan sumber panas, baik pada ruangan yang mengandung udara sangat panas maupun lantaran terlalu banyak lapisan pakaian bayi, dan materi selimut yang panas. 


Maka, melihat tinjauan teori di atas, sanggup disimpulkan bahwa suhu badan bayi yang sangat tinggi yang bukan disebabkan oleh prosedur pengaturan panas hipotalamus merupakan sebuah penyakit berjulukan Hiperternia. Pada beberapa artikel yang lewat, ada sebuah penyakit yang berjulukan Hipotermia. Nama kedua penyakit ini hampir sama. 


Penanganan hipertermia pada bayi yang gres lahir (neonatus) sanggup dilakukan dengan memindahkan bayi ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar antara 26 – 28 derajat.  Tubuh bayi, sanggup diseka dengan kain yang berair hingga badan bayi kembali normal.

 Yang pelru diingat ialaha membasahkan kain sebagai seka tidak diperbolehkan memakai es.  Dapat juga dengan memperlihatkan cairan dekstrose secara intervena hingga kehilangan cairan tubuh bayi teratasi, sanggup memperlihatkan antibiotika apabila terjadi infeksi. 


Secara sederhana, hipertermia sanggup dikatakan sebagai sebuah keadaan di mana bayi mempunyai suhu badan di atas 38 derajat, pengukuran dengan aksila. 

Biasanya, hipertermia ini diakibatkan oleh faktor lingkungan, mulai dari kurangnya pentilasi, cuaca di luar sedang sangat terik, ruangan yang berukuran sempit atau cahaya yang masuk ke dalam ruangan sangat berlebihan tetapi hal tersebut juga sanggup menjadi gejala klinis demam yang diakibatkan oleh bakteri, luka pada otak, atau sanggup juga terapi obat hipertermia, interus, dan apneu kronis. 


Ciri – ciri yang sanggup dilihat dari seorang bayi yang terkena hipertermia ini ialah : anak bayi tersebut tampak sangat gelisah, kulitnya mulai memerah atau mulai melegam dari kulit sebelumnya, berkeringat di hampir seluruh tubuh, mulai dari dahi, kepala, dan ketiak. 


Bajunya tampak basah, kulit di penggalan tubuhnya telrihat kering, bibirnya ikut mengering. Jika infant sangat panas, maka pipinya akan memerah mengkilat. 
Seperti telah saya singgung sedikit di atas, bergotong-royong antara kedua penyakit, yakni antara hipotermia dengan hipertermia yaitu dua penyakit yang sama-sama merugikan. Bayi akan berusaha untuk mengatur temperature tubuhnya dengan cara meningkatkan kecepatan respirasinya. 


Maka, berikut ini beberapa langkah yang sanggup dilakukan untuk mengatasi hipertermia. Di antaranya ialah : 


Menjauhkan anak dari sumber panas, mendinginkan suhu ruangan, apabila sedang berada di bawah terk mentari, maka harus bersegera mencari daerah yang teduh. 

Apabila sedang berada di ruangan yang ventilasi udaranya tertutup atau kurang, maka bawa anak keluar ruangan, contohnya saat berada di dalam kendaraan beroda empat yang tidak berpendingin udara.


Dengan melepaskan selimut yang dipakai bayi. Bayi juga sebaiknay tidak dibedong, lantaran takut apabila terlalu sering dibedong, maka akan terbiasa, dan saat bayi sudah terbiasa, saat bedongannya dilepas, ia akan kedinginan dan menggigil. Ibu harus waspada apabila suhu meningkat, lantaran itu menunjukan demam. 


Pakaikan bayi dengan pakaian yang sesuai dengan iklim tropis, contohnya ialah katun atau materi lain yang sanggup menyerap keringat. 

Langkah terakhir ialah dengan mengukur suhu tubu anak dengan memakai alat (thermometer). 

Apabila risikonya memperlihatkan angka 36 – 37 derajat, itu menandakan bahwa anak masih dalam keadaan normal, sementara bila lebih dari 37 derajat, maka anak sudah menderita demam tinggi, apabila lebih dari 40 derajat ke atas, maka anak sudah menderitahipertermi. 


Maka, perhatikanlah suhu badan anak, dan tempat-tempat di sekitarnya. 

cara-mengatasi-hipertermia-pada-bayi



Gambar : Google
Referensi :
Ai Yeyeh, dkk. Asuhan neonatus, Bayi, dan anak balita. 
Dwi Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita.

Sumber http://caramu123.blogspot.com/