Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Phobia Sosial (Social Anxiety Disorder)?


Manusia merupakan mahluk individu yang hidup untuk bersosial. Tiada hari tanpa bersosial bagi setiap orang. Kadang dalam kehidupan sosial, merasa gugup dan cemas dalam lingkungan sosial yang gres merupakan hal yang wajar. Namun walaupun demikian, ternyata di sekitar kita ada beberapa orang yang cenderung menghindari kehidupan sosial. Hal inilah yang disebut dengan Phobia Sosial.


Phobia sosial atau yang lebih dikenal dengan Social Anxiety Disorder (SAD) merupakan gangguan pada insan yang merupakan rasa cemas, gugup atau ketakutan yang berlebihan di dalam lingkungan sosial. Perasaan tersebut muncul jawaban adanya ketakutan pada diri sendiri akan dipermalukan atau dinilai alias "judge" di lingkungan sosial.


Kenapa orang dapat mengalami phobia ini? Hal tersebut dapat terjadi lantaran jawaban dari gangguan kesehatan mental pada seseorang, yang disebabkan oleh dilema di lingkungan sosial atau keturunan. Tapi faktor utama pemicu phobia sosial ini berdasarkan gue yakni yang ada di dalam diri kita sendiri. Yang gue maksud bukan gen atau keturunan, melainkan pikiran dan perasaan kita. Kaprikornus phobia sosial ini dapat terjadi lantaran di dalam diri kita ada rasa aib yang berlebihan ditambah dengan pikiran kita yang selalu merendahkan diri sendiri.

Kalau sekilas diperhatikan, SAD hampir sama terlihat sama menyerupai introvert. Mungkin terlihat sama, namun sebetulnya berbeda. Introvert merupakan tipe individu yang pasif dalam lingkungan sosial, bukan takut terhadap lingkungan sosial (baca lebih lengkap wacana introvert disini). Kaprikornus dapat gue bilang, orang introvert itu belum tentu mempunyai gangguan SAD, tapi orang terkena gangguan SAD otomatis menjadi introvert. Tapi jangan salah, extrovert juga dapat terkena gangguan SAD ini, hanya saja tidak serentan introvert.

Mungkin biar anda lebih mengerti wacana gangguan SAD ini, gue mau menyebarkan dongeng dulu. Gue sendiri sebetulnya salah satu penderita SAD, tapi untungnya kini penyakit tersebut udah dapat disembuhkan, walau gak sepenuhnya.

Kalau diingat-ingat alasan gue dapat terkena SAD ini karena,
Pertama gue emang terlahir sebagai orang yang pemalu (introvert), jadi untuk dapat membiasakan diri di lingkungan sosial itu cukup susah.
Dan yang kedua, dulu gue pas kelas 3 SD pernah dibully sama hampir semua teman-teman perjaka di kelas, lantaran gue orangnya kecil, kurus dan pendiam. Hal tersebut terjadi selama 3 tahun hingga mau tamat SD. Hasilnya, selama 3 tahun tersebut gue hampir gak punya sobat sama sekali, prestasi gue juga memburuk. Kalau anda bertanya kenapa gak temenan sama yang cewek-cewek? Kembali ke alasan pertama, gue yakni orang yang pemalu.

Gara-gara hal tersebut, gue terkena gangguan SAD. Penyakit tersebut terus gue derita selama SD-SMP. Berada di daerah yang ramai dapat bikin gue deg-degan hingga membisu kayak patung, bahkan dapat hingga keringetan di belakang leher dan punggung. Gue juga takut melaksanakan kontak mata sama orang, jadinya jikalau gue jalan selalu nunduk, selain itu gue juga gak berani ngomong. Kalau dibayangkan, rasanya gak lezat banget. Rasanya menyerupai di dalam sangkar berjalan, kemana-mana gak dapat ngapain.


Dulu gue maju kedepan kelas atau tampil di depan publik dapat grogi banget hingga gemeteran kayak orang kedinginan. Karena hal tersebut pula gue jadi kuper banget ketika itu, cuman temenan sama teman-teman sekelas aja, itupun cuman segelintirnya. Jadinya, kehidupan Sekolah Menengah Pertama gue jadi kurang maksimal. Gara-gara SAD juga, gue jadi punya kisah cinta yang agak konyol. Gue pdkt cuman mentok hingga bilang "hai" aja, gak ada ngobrol, gak ada ngapain (ini pdkt atau apa ya?). Tapi berdasarkan gue, udah dapat bilang "hai" ke cewek yang gue suka ketika itu merupakan pencapaian yang cukup besar sebagai seorang introvert yang menderita SAD.

Coba anda bayangkan, untuk orang yang normal aja masih dapat grogi jikalau erat sama orang yang ditaksir, apalagi yang punya gangguan SAD. Gue ingat rasanya ketika pertama kali mau nyapa doi, butuh persiapan yang sangat. Beberapa kesempatan udah gue lewatin cuman buat nyapa doang. Karena rasa takutnya bukan main, baju dapat hingga berair lantaran keringetan dan jantung rasanya menyerupai mau copot.

Namun akhirnya, gue memutuskan untuk menghiraukan semua itu, dan gue nekat buat nyapa ia dan bilang... "hai". Terus kelanjutannya gimana? Gak ada kelanjutan apa-apa, itulah ending kisah cinta gue. Setelah nyapa, gue pribadi kabur tanpa ngelihat respon dari doi, lantaran gue udah takut banget waktu itu. Gue juga udah gak peduli mau dibilang freak atau gimana. Untuk seterusnya gue gak pernah nyapa ia lagi, dan ia jadinya jadian sama orang lain. Walaupun demikian, di dalam hati gue yang kecil ini, gue udah bahagia lantaran dapat berinteraksi pribadi dengan cewek yang gue suka.

Itulah kisah Social Anxiety Disorder gue, mungkin dari dongeng tadi anda udah dapat cukup mengerti dan mencicipi SAD itu menyerupai bagaimana. Tapi, jikalau anda masih belum sepenuhnya mengerti menyerupai bagaimana rasanya mengalami SAD itu, anda dapat melihat ilustrasi berikut:

Ilustrasi dibentuk oleh ilustrator Shea Strauss dari website College Humor

Nah terus bagaimana cara gue dapat mengatasi SAD? Yang terperinci gak mudah, butuh usaha dan impian dari diri sendiri untuk dapat sembuh. Anda dapat baca di artikel berikut untuk mengetahui cara gue dapat mengatasi SAD (Penyebab, ciri-ciri dan cara mengatasi SAD)