Cara Menangani Penyakit Hidrosefalus
Setelah membahas mengenai apa itu Hidrosepalus, dan gejala-gejalanya, maka pada artikel kali ini akan dibahasa mengenai penanganan dan penatalaksanaanya.
1. Penanganan
Penanganan pada bayi (neonatus) yang terkena penyakit hidrosepalus dibagi menjadi dua, yang pertama ialah penanganan sementara, dan yang kedua ialah penanganan alternative.
a. Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa dilakukan dengan tujuan untuk membatasi evolusi hidrosefalus dengan melaksanakan upaya mengurangi sekresi cairan dari plesus khoroid atau dengan melaksanakan upaya meningkatkan resorbsinya.
Terapi konservatif ini hanya bersifat sementara sebelum dilakukannya terspi definiif diterapkan atau bila terdapat impian kemungkinan pulihnya gangguan hemodinamik tersebut, sebaliknya, terapi ini sangat tidak efektif untuk pengobatan jangka panjang, dikarenakan adanya resiko terjadinya gangguan metabolic.
Drainase likuor eksternal dilkukan dengan memasang kateter ventrikuler yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong drain eksternal.
Tindakan ini dilakukan untuk penderita yang berpotensi menjadi hidrosefalus atau yang sedang mengalami infeksi.
Cara-cara untuk mengatasi dilatasi ventrikel sanggup diterapkan pada beberapa situasi tertentu yang pelaksanaannya perlu dipertimbangkan kembali secara matang salah satunya ialah masalah stadium akut hidrosepalus pasca pendarahan. [1]
2. 1. Penanganan alternative atau selain shunting
Tindakan alternative selain operasi “pintas” (shunting) diterapkan khusnya pada kasus-kasus yang mengalami sumbatan pada Sistem ventrikel, di dalamnya juga termasuk saluran keluar ventrikel IV, mislanya saja ialah stenosis akuaduktus, tumor fossa posterior, dan kista arkhnoid.
Dalam menangani hal ini, maka rindakan terapeutik sejenis ini sangat perlu dipikirkan dengan baik dan dipertimbangkan dengan serius, walaupun sebetulnya terkadang lebih rumit daripada memasang shunt.
Penanganan terhadap etiologi hidrosepalus merupakan sebuah pilihan terbaik, menyerupai pengontrolan masalah yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu anutan likuor atau perbaikan suatu malformasi. [2]
Sementara itu, ada dua penatalaksanaan yang sanggup dilakukan.
Pertama, penatalaksanaan medis.
Beberap pasien pada penderita hidosepalus mengalami pembesaran pada kepala yang akan berhenti sendiri, mungkin oleh rekanalisasi ruang subaraknoid atau kompensasi pembentukan CSS yang jumlahnya berkurang. Jika mengatasi dengan melaksanakan bedah, maka kesudahannya belum ada yang menmuaskan 100%, kecuali bila diakibatkan oleh tumor yang masih sanggup diangkat.
2. Penanganan secara keperawatan
Pasien yang terkena penyakit atau kelainan hidrosepalus ini merupakan pasien yang paling menderita dan sangat perlu mendapat penanganan khusus dikarenakan adanya kerusakan saraf yang menyebabkan kelainan pada neurologis berupa gangguan kesadaran hingga kepada gangguan pada alat vital.
Hal ini juga diakibatkan oleh ketidaktahuan orangtua mengenai penyakit-penyakit ini.
Masalah yang sangat pelru diperhatikan ialah gangguan neurologis, yang berakibat akan terjadinya decubitus.
Prinsip pengobatan yang sanggup dilakukan pada penderita hidrosefalus ialah :
1. Mengurangi jumlah produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan atau koagulasi, tentu kesudahannya tidak akan memuaskan.
2. Memperbaiki hubungan antara daerah produksi CSS dengan daerah amsorpsi yaitu dengan cara menghubungkan ventrikel dengan subraknoid.
3. Mengeluarkan cairan CSS ke dalam organ ekstranial
a. Drainase ventrikulo-peritoneal
b. Drainase lombo-perotoneal
c. Dranase ventrikulo-pleural
d. Drainase vantrikulo- uretrostomi
e. Drainase ke dalam antrum mastoid.
f. Cara yang dianggap terbaik ialah mengalirkan CSS ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil yang sanggup dimungkinkan untuk mengalirkan CSS ke satu arah. Hasilnya juga belum membuaskan. [3]
Terjadinya penyakit-penyakit sejenis ini sanggup diakibatkan juga sebab faktor ketidaktahuan orangtua. pada umunya, orangtua tidak mengerti mengenai banyak sekali tanda-tanda penyakit, sehingga saat gejala-gejala dari banyak sekali penyakit itu datang, orangtua hanya bersikap biasa saja, sehingga tanda-tanda tersebut benar-benar menjadi sebuah penyakit.
Oleh sebab itu, mulailah memperhatikan kondisi anak anda, dan mengenali banyak sekali gejala-gejala banyak sekali macam penyakit, biar penyakit yang ada sanggup diatasi sebaik mungkin.
Referensi :
Ai Yeyeh. Asuhan Neonatus, Dkk. Bayi, dan Balita. Trans Info Media Jakarta
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran.