Sejarah Singkat Bangsa Slavia
Istilah "Slavia" menunjuk sebuah kelompok etnis dari orang-orang yang membuatkan kelanjutan budaya jangka panjang dan yang berbicara satu set bahasa terkait dikenal sebagai bahasa Slavia (semua yang termasuk dalam keluarga bahasa Indo-Eropa). Sedikit yang diketahui perihal Slavia sebelum mereka disebutkan dalam catatan Bizantium kala ke-6, dan sebagian besar dari apa yang kita ketahui perihal mereka sebelum waktu ini terutama berasal dari studi arkeologi dan linguistik. Penulis Byzantine merujuk pada Slavs sebagai "Sclaveni".
ASAL MULA "SLAVIAN"
The Slavs yaitu kelompok yang paling tidak terdokumentasi di antara apa yang disebut musuh "barbar" Roma pada kiamat kuno, jadi tidak ada konsensus keilmuan perihal asal mereka. Penulis yang menulis perihal Slavs tidak setuju: beberapa menyampaikan Slav yaitu nomaden, dan yang lain mengklaim mereka tinggal di permukiman permanen yang terletak di hutan dan rawa-rawa; beberapa akun menyampaikan bahwa mereka hidup di bawah pemerintahan seorang raja, sementara yang lain menyampaikan bahwa mereka menganut bentuk demokrasi. Selain perbedaan-perbedaan ini, kita harus ingat bahwa sebagian besar kisah-kisah ini dipenuhi oleh bias orang-orang Romawi, yang melihat semua orang barbar sebagai primitif, tidak beradab, dan kasar.
Beberapa penulis telah menelusuri asal-usul bangsa Slavia kembali ke suku-suku Zaman Besi pribumi yang tinggal di lembah sungai Oder dan Vistula (di Polandia dan Republik Ceko sekarang) sekitar kala ke-1 Masehi. Namun hal ini masih diperdebatkan. Berdasarkan bukti arkeologi, kita tahu bahwa orang Proto-Slavic sudah aktif sekitar 1.500 SM di suatu kawasan yang membentang kira-kira dari barat Polandia ke Sungai Dnieper di Belarus. Alih-alih mempunyai sentra asal budaya Slavia, sepertinya lebih masuk logika untuk mempertimbangkan wilayah yang luas di mana sifat budaya umum dibagi oleh penduduknya.
Bukti linguistik menawarkan bahwa pada tahap tertentu selama masa awal mereka, wilayah Slavia mencapai wilayah barat Rusia dan stepa Rusia selatan, di mana mereka bersentuhan dengan kelompok berbahasa Iran. Ini didasarkan pada bahasa Slavic yang membuatkan jumlah kata yang mencolok dengan bahasa Iran, yang hanya sanggup dijelaskan melalui difusi dari Iran ke dalam Slavic. Kemudian, ketika mereka pindah ke arah barat, mereka bersentuhan dengan suku-suku Jerman dan meminjam beberapa istilah embel-embel dari bahasa Jermanik. Menariknya, seorang pemikir Polandia berjulukan Józef Rostafiński telah memperhatikan bahwa di semua bahasa Slavia yaitu kata-kata untuk beech, larch, dan yew dipinjam dari bahasa asing, yang menyiratkan bahwa pada masa awal jenis keturunan ini tidak diketahui sebagai Slavia, sebuah saran yang sanggup dipakai sebagai petunjuk untuk memilih di mana budaya Slavia berasal.
Bukti linguistik menawarkan bahwa pada tahap tertentu selama masa awal mereka, wilayah Slavia mencapai wilayah barat Rusia dan stepa Rusia selatan, di mana mereka bersentuhan dengan kelompok berbahasa Iran. Ini didasarkan pada bahasa Slavic yang membuatkan jumlah kata yang mencolok dengan bahasa Iran, yang hanya sanggup dijelaskan melalui difusi dari Iran ke dalam Slavic. Kemudian, ketika mereka pindah ke arah barat, mereka bersentuhan dengan suku-suku Jerman dan meminjam beberapa istilah embel-embel dari bahasa Jermanik. Menariknya, seorang pemikir Polandia berjulukan Józef Rostafiński telah memperhatikan bahwa di semua bahasa Slavia yaitu kata-kata untuk beech, larch, dan yew dipinjam dari bahasa asing, yang menyiratkan bahwa pada masa awal jenis keturunan ini tidak diketahui sebagai Slavia, sebuah saran yang sanggup dipakai sebagai petunjuk untuk memilih di mana budaya Slavia berasal.
MITOLOGI SLAVIC
Kami mempunyai isu mitos Slavia yang sangat sedikit; sistem ppenulisan tidak dimasukkan ke dalam budaya Slavia hingga kala ke-9 dan ke-10, selama proses Kristenisasi.
Salah satu yang kuasa penting dari Slavia yaitu Perun, yang terkait dengan yang kuasa Baltik Perkuno. Seperti yang kuasa Norse, Thor, Perun yaitu yang kuasa guntur, dianggap sebagai yang kuasa tertinggi oleh beberapa orang Slavia, sama menyerupai Thor dianggap sebagai yang kuasa paling penting oleh beberapa bangsa Jerman. Dewa pria muda dan animo semi, berjulukan Jarilo (atau Iarilo), dan rekan wanitanya, Lada, dewi cinta, juga menduduki peringkat tinggi di jajaran Slavia. Baik Jarilo dan Lada yaitu yang kuasa yang mati dan dibangkitkan setiap tahun, dan Jarilo khususnya mungkin mempunyai korelasi dengan motif kesuburan. Selama kebangkitan agama Kristen, Jarilo memainkan tugas penting, alasannya yaitu ia mempunyai beberapa atribut yang sama dengan Yesus Kristus.
Beberapa yang kuasa berkepala banyak juga termasuk dalam mitologi Slavic, menyerupai Svantovit (atau Svantevit), yang kuasa perang, yang mempunyai empat kepala, dua di antaranya pria dan dua perempuan lainnya; Porevit, dengan lima kepala, mewakili animo panas; Rujevit, dengan tujuh wajah, inkarnasi animo gugur; dan Triglav, yang menampilkan tiga kepala dan secara bersamaan melihat ke langit, bumi, dan dunia bawah.
SLAVIA SELAMA KEDATANGAN KERAJAAN ROMAN
Pada pertengahan kala ke-5, kekosongan politik mensugesti seluruh wilayah Balkan sebagai akhir jatuhnya Kekaisaran Hunnic. Kampanye Attila meninggalkan area besar di selatan Danube yang tidak cocok untuk hidup dan karenanya kosong. Perbatasan Kekaisaran Romawi yang berbatasan dengan Balkan dibiarkan dengan kesulitan, alasannya yaitu kelompok-kelompok gres bergerak di wilayah yang hancur. Di antara kelompok-kelompok gres ini yaitu Slavia.
Antara 531 dan 534 CE pasukan Romawi terlibat dalam serangkaian kampanye militer melawan Slavia dan kelompok lain. Selama tahun 550-an, Slavia maju menuju Tesalonika, memasuki wilayah Sungai Hebrus dan pantai Thracia, menghancurkan beberapa permukiman yang dibentengi dan (menurut sumber-sumber Romawi) mengubah perempuan dan bawah umur menjadi budak dan membunuh pria dewasa. Namun, mereka tidak sanggup mencapai sasaran mereka: Tesalonika selamat dari tragedi alasannya yaitu kehadiran tentara Romawi di bawah komando Germanus. Kemudian pada awal 580-an CE, Slavia dikombinasikan dengan Avar untuk menaklukkan Yunani, Thrace, dan Thessaly.
Orang Romawi menciptakan perjanjian dengan Avar, yang mendapatkan pembayaran tahunan 100.000 emas solidi sebagai imbalan alasannya yaitu meninggalkan perbatasan Romawi yang tak tersentuh. Slavs, di sisi lain, tidak mengambil bab dalam perjanjian, dan mereka berbaris ke Konstantinopel pada tahun 585 CE tetapi diusir oleh pertahanan Romawi. Bangsa Slavia terus menyerang permukiman lain, dan mereka balasannya mendirikan pemukiman permanen Slavia pertama di Yunani.
Pada awal tahun 600-an, Roma menyelenggarakan kampanye melawan kaum Slavia tanpa hasil yang positif. Bangsa Slavia dan Bangsa Avar bergabung bersama sekali lagi, membentuk kekuatan besar-besaran pada tahun 626 M dan, dibantu oleh orang-orang Bulgar, mengepung Konstantinopel. Koalisi barbar hampir mencapai tujuannya, tetapi orang Romawi berhasil mengusir serangan itu. Setelah program ini, aliansi Avar-Slav berakhir. Penjajahan Slavia Yunani berlangsung hingga kala ke-9, ketika Bizantium balasannya mengusir mereka. Pada ketika itu, Slavia mempunyai kehadiran yang besar lengan berkuasa di Balkan dan wilayah lain di Eropa tengah dan timur.
DIVERGENSI BUDAYA DARI SLAVIA
Pada awal Abad Pertengahan, kaum Slavia menduduki wilayah yang luas, yang mendorong munculnya beberapa negara Slav yang independen. Dari kala ke-10 M, Slavs mengalami proses perbedaan budaya sedikit demi sedikit yang menghasilkan satu set bahasa-bahasa yang terkait bersahabat tetapi tidak sanggup dipahami yang diklasifikasikan sebagai bab dari cabang bahasa Slavia dari keluarga bahasa Indo-Eropa.
Saat ini, sejumlah besar bahasa Slavia masih digunakan, termasuk bahasa Bulgaria, Ceko, Kroasia, Polandia, Serbia, Slowakia, Rusia, dan banyak lainnya, yang membentang dari Eropa tengah dan timur ke Rusia.
Sumber https://idahdeen.blogspot.com/