Cara Mencegah Abuh Pada Bayi
Terjadinya bisul pada bayi yang gres lahir (neonatus) sangat mungkin terjadi, bahkan amat besar kemungkinannya, hal ini disebabkan lantaran bayi belum mempunyai kemampuan yang tepat sebagaimana orang belum dewasa atau orang dewasa.
Hal ini menciptakan donasi dari orang lain dan orang di sekitarnya sangat diperlukan. Bayi gres lahir bersesiko tinggi terinfeksi dapat dilihat melalui : ibu menderita eldampsia, ibu dengan diabetes mellitus, ibu mempunyai penyakit bawaan, dan kemungkinan bayi yang terkena bisul tersebut sangat bersahabat kaitannya dengan riwayat kelahiran (persalinan yang lama, persalinan dengan tindakan ekstrasi cunam/vakum, seksio sesarea), ketuban ibu pecah dini, air ketuban berwarna hijau dan berbentuk kental, kedua ialah riwayat bayi gres lahir (trauma ahir, lahir kurang dari seharusnya, bayi kurang mendapat cairan dan kalori, hipotermia pada bayi).
Bayi yang gres saja lahir amat rentan dengan bisul yang diakibatkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama persalinan berlangsung, atau beberapa dikala setelah persalinan berlangsung.
Infeksi pada neotanus akan lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir dengan berat tubuh yang rendah. Infeksi ini atau bisul pada neonatus ini sanggup melalui beberapa cara.
Blame, membaginya menjadi tiga, pertama ialah infeksiantenal yang merupakan basil janin telah mencapai dengan melalui peredaran darah ibu ke plasenta. Tidak hanya melewati, namun basil tersebut terus berkembang biak hingga masuk ke janin.
kedua bisul intranatal yaitu bisul dengan cara basil masuk ke vagina, kemudian naik ke dalam rongga amnion, setelah itu ketuban akan pecah. dan yang terakhir bisul postbatal yang merupakan bisul yang terjadi setelah proses kelahiran bayi, biasanya akan menjadikan final hidup sehabis bayi lahir sebagai akhir penggunaan alat atau penggunaan alat yang tidak higienis atau tidak steril. [1]
Ada beberapa langkah yang meski dilakukan dalam rangka untuk mencegah bisul pada bayi :
1. Cucilah tangan dengan seksama, baik sebelum ataupun sehabis melaksanakan kontak dengan bayi.
2. Gunakanlah sarung tangan yang higienis ketika menangani bayi yang belum dimandikan.
3. Pastikan, bahwa semua perlengkapan/peralatan, termausk di dalamnya klem gunting dan benang tali pusar telah didesinfeksikan tingkat tinggi, atau bahasa sehari-harinya ialah steril. Apabila bayi memakai bola karet untuk dihisap, maka pakailah yang higienis dan masih baru. Yang perlu diperhatikan ialah jangan memakai bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
4. Pastikan segala perlengkapan bayi, mulai dari handuk, pakaian, selimut, kain dan lain sebagainya yang dipakai bayi selalu dalam keadaan bersih.
5. Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang nantinya akan digunakan/akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan higienis (dekontaminasi dan basuh setiap kali disterilkan sebelum digunakan).[2]
Infeksi yang terjadi pada bayi sangat gampang menyebar dan meluas, sehingga sanggup menciptakan gejalanya tidak tampak. Oleh karenanya, seorang ibu diharapkan untuk terus menerus memantau anaknya, alasannya kalau tidak, akan menyadari bisul ketika sudah menyebar luas. Gejalanya sanggup dilihat ialah, bayi akan malas minum, gelisah, dan fkeruensi pernafasan akan meningkat, berat tubuh juga akan tiba-tiba turun, pergerakan tulang kurang, diare dan kejang.
Oleh lantaran itu, terus pantai anak anda.
Referensi :
Gambar : Google
Dwi Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Trans Info Media
Ai Yeyeh Rukiyah, dkk. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Trans Info Media
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran