Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Alasan Kenapa Internet Di Indonesia Lebih Banyak Didominasi Lemot Dan Mahal



Seburuk-buruknya kecepatan internet, kau niscaya akan tetap menggunakannya..  

Yapp, kutipan diatas menggambarkan betapa pentingnya internet bagi kita, bahkan internet bagi sebagian orang dianggap sebagai teman hidup yang selalu ada dikala bahagia maupun sedih..

Tapi mungkin kau tidak akan gila lagi dengan kenyataan yang ada kini ini, ihwal koneksi internet di Indonesia. Betul.. Kondisi koneksi internet di Indonesia yang lemot..

Dalam sebuah pengukuran yang dilakukan oleh Google, terhadap kecepatan saluran internet melalui desktop dan mobile pada awal April lalu.. Ternyata Indonesia berada pada zona saluran internet terlambat kalau mengakses internet melalui desktop, sempurna satu tingkat dibawah Filipina yang mempunyai kecepatan rata-rata 15,4 detik dalam membuka web. Sedangkan Indonesia sendiri mempunyai kecepatan rata-rata membuka web 20,3 detik.

Namun kita masih bisa sedikit bernafas, alasannya yaitu untuk saluran internet secara mobile, Indonesia bukanlah negara dengan saluran internet terlambat. Namun, saluran internet terlambat melalui mobile ini dipegang oleh Uni Emirat Arab. Dengan kecepatan rata-rata membuka web 26,7 detik.

Tapi taukah kau apa penyebabnya?

Lemot dan mahalnya internet di Indonesia tentu sangat berkaitan dengan komponen biaya untuk menggelar suatu layanan internet. Dan komponen harga tersebut bukanlah sebuah harga yang 'kecil'.. Berikut untuk lebih rincinya. Check it out!

Kenapa internet di Indonesia lemot dan mahal

1. Biaya Infrastruktur

Pada dasarnya, internet membutuhkan yang namanya infrastruktur.. Sebuah perusahaan yang membangun bisnis internet, harus menyediakan biaya yang ga tipis. Karena biaya infrastrukur bukan lagi jutaan, tapi sampai milyaran. Bahkan triliunan hanya untuk mendapat streaming lancar tanpa buffering.

Perkembangan internet juga tergantung dari infrastruktur lainnya. Katakanlah jalan raya yang rusak misalnya.. Artinya yaitu bahwa membangun infrastruktur itu ngga cuma butuh yang namanya 'uang tebel', tapi harus 'tebel banget'...

2. Kondisi Geografis

Tunggu dulu, lihatlah negara lain yang juga mungkin tak lebih kaya dari Indonesia, tapi kok kecepatan internetnya bisa mengalahkan Indonesia?
Sebelumnya kau juga perlu menyadari bahwa kini kita tinggal disuatu negara yang sangat luas yang mempunyai ribuan pulau. Sehingga kondisi geografis disini bisa menjadi salah satu hambatan bagi koneksi internet yang ada di Indonesia.

3. Biaya Operasional

Yang namanya perusahaan bukan ngga mungkin dan niscaya membutuhkan pegawai, perawatan infrastruktur, listrik, dan lain-lain.. Nah, biaya yang digunakan itulah yang disebut biaya operasional yang berfungsi untuk menciptakan aktivitas pokok dalam suatu perjuangan sanggup berjalan.

Namun dikala semakin besar infrastruktur, terang biaya operasional pun juga akan lebih besar.. Karena infrastruktur juga harus dimonitoring dengan baik. Belum lagi kalau terdapat kerusakan-kerusakan, tentu kembali lagi ke problem uang bukan?

4. Sambungan Internasional

Kalian niscaya tau kan situs-situs besar yang ada di internet untuk kini ini? Yapp, sebut saja Google, Yahoo!, Twitter, Facebook, Blogger, dan masih banyak lagi.. Dan kalian tau? Mereka semua servernya atau pusatnya berada diluar negara Indonesia. Betul, berada di luar negeri kita.

Dan untuk bisa tersambung dengan situs-situs tersebut, perlu adanya sebuah 'langganan' koneksi internasional. Lagi-lagi, harganya tidaklah murah.. Bahkan 1 Mbps saja berkisar sampai USD 100. Bayangkan, padahal pada realitanya kalau melihat begitu banyaknya Warga Negara Indonesia yang mengakses internet, kebutuhan internet di Indonesia itu bisa mencapai ratusan bahkan ribuan GB..

Lalu kok kenapa negara lain biayanya murah? Ya itu tadi.. Karena negara mereka berada tidak jauh dari pusatnya, sehingga biaya yang diperlukan pun otomatis tidak sebanyak yang dikeluarkan negara kita. Istilah gampangnya ya mereka hanya perlu tarik kabel, internetpun jadi..

5. Biaya Hak Penggunaan Frekuensi

Biaya Hak Penggunaan Frekuensi atau yang sering disebut sebagai BHP ini yaitu biaya yang tidaklah murah, apalagi kalau sebuah operator mempunyai aplikasi yang ditujukan untuk komersial dan menghasilkan laba besar menyerupai GSM 3G atau CDMA EVDO.

Sebagai contoh, SmartFren harus rela membayar sedikitnya 242 Milyar untuk BHP jangka waktu 3 tahun. Selain SmartFren, ada juga PT. Telkom yang pada tahun 2010 harus membayar BHP tahun dengan nominal mencapai triliyunan..

Fantastis bukan?

6. Sistem Dedikasi / Dedicated

Dedicated dalam internet bisa dikatakan sebagai kecepatan internet secara murni. Dan untuk menyewa internet dengan kecepatan murni, bisa mencapai 2-10 juta per Mbps nya.. Tergantung dimana kita tinggal. Semakin sulit infrastrukturnya, maka semakin mahal juga harganya. Itulah kenapa tarif di Indonesia berbeda-beda. Ada yang mahal, ada juga yang mahal banget..

7. Sistem Shared Dalam Internet

Bagi yang belum tau, sistem sharing ini yaitu sistem yang digunakan oleh mereka yang memakai satu jaringannya untuk digunakan secara bersama-sama. Katakanlah warnet, perusahaan, laboratorium sekolah, itu semua digunakan secara bahu-membahu oleh banyak orang. Sehingga kalau dikala jaringan sedang sibuk dan ditambah lagi dengan jumlah user yang banyak, otomatis kecepatan internetpun akan menurun alias lemot.

Itulah kenapa diciptakannya FUP (Fair Usage Policy) dan kuota. Ya itu, untuk membatasi penggunaan data masing-masing orang biar tidak mengalami ketidakseimbangan dalam penggunaan internet.


Begitulah kira-kira 7 Alasan Kenapa Internet di Indonesia Mayoritas Lemot dan Mahal.
Bagaimana menurutmu?