Gunung Padang, Pujian Indonesia
Gunung Padang, sepintas dari namanya terdengan ibarat berada di tempat Sumatera. Akan tetapi itu hanyalah sebuah nama, akan tetapi keberadaan Gunung Padang itu sendiri berada di daera Cianjur, Jawa Barat.
Baru-baru ini terkuak kabar misteri wacana Gunung Padang, yang menjadi sebuah pujian Indonesia. Dimana dari hasil penelitian Megalitikum Gunung Padang, mendapat hasil yang cukup mengejutkan, yakni keberadaan Gunung Padang ternyata lebih bau tanah dari Piramida Giza di Mesir.
Danny Hilman Natawijaya, Ketua Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, menyampaikan pembuktian situs megalitik Gunung Padang menegaskan bangsa Indonesia bukan ras atau bangsa kacangan. Situs ini menerangkan adanya kemampuan teknologi sampai sosial budaya nenek moyang yang jauh lebih modern dari catatan sejarah ilmu pengatahuan dan peradaban yang diyakini selama ini.
“Kita harus gembira terdapat ras kita dan nenek moyang kita punya kemampuan ini. Seperti Hitler yang gembira akan ras arya atau para yahudi yang gembira akan garis keturunannya. Gunung Padang menerangkan kita juga keturunan ras yang sangat luar biasa,” kata geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.
Menurut Danny, semangat itulah yang memotivasi para peneliti untuk terus melaksanakan riset dan pembuktian di Gunung Padang. Semangat ini memompa mereka untuk terus mencari kehebatan nenek moyang di nusantara yang berhasil menciptakan struktur modern di eranya, yang diperkirakan pada kurun prasejarah.
Selama ini, kata Danny, catatan sejarah peradaban dunia selalu melihat pada peradaban Mesir yang diperkirakan ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi atau peradaban sungai Indus yang tumbuh pada 3.000 tahun sebelum Masehi. “Dari hasil penelitian sampai hari ini, kami masih yakin peradaban Gunung Padang yakni yang tertua dan lolos dari catatan sejarah,” katanya.
Sementara, Erick Rizky menjelaskan kemungkinan Gunung Padang tidak sempat tertulis dalam catatan sejarah alasannya sistem sosial masyarakat Gunung Padang ketika itu memakai budaya verbal sendiri, tidak memakai budaya verbal ibarat yang tercatat ketika ini. "Asumsi ini yang menjadikan peradaban Gunung Padang tampaknya luput dari catatan sejarah peradaban dunia. Kami yang akan terus berupaya memasukkan temuan ini sebagai catatan peradaban dunia,” katanya.
Maret lalu, Tim Bencana Katastropik Purba yang membawahi tim penelitian telah melaksanakan pengeboran di situs megalitikum Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil carbon dating menunjukkan hasil yang mengejutkan. Menurut salah satu anggota tim, Boedianto Ontowirjo, carbon dating menyampaikan Gunung Padang lebih bau tanah dari piramida Giza di Mesir.
Dari sampel hasil pengeboran yang diambil dari teras 5 di titik bor 2 dengan kedalaman 8 sampai 10 meter, akhirnya menyampaikan 11.060 thn +/- 140 tahun Before Present. "Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," ucap Boedianto, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 4 Maret 2012.
Source: Viva News
Baru-baru ini terkuak kabar misteri wacana Gunung Padang, yang menjadi sebuah pujian Indonesia. Dimana dari hasil penelitian Megalitikum Gunung Padang, mendapat hasil yang cukup mengejutkan, yakni keberadaan Gunung Padang ternyata lebih bau tanah dari Piramida Giza di Mesir.
Danny Hilman Natawijaya, Ketua Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, menyampaikan pembuktian situs megalitik Gunung Padang menegaskan bangsa Indonesia bukan ras atau bangsa kacangan. Situs ini menerangkan adanya kemampuan teknologi sampai sosial budaya nenek moyang yang jauh lebih modern dari catatan sejarah ilmu pengatahuan dan peradaban yang diyakini selama ini.
“Kita harus gembira terdapat ras kita dan nenek moyang kita punya kemampuan ini. Seperti Hitler yang gembira akan ras arya atau para yahudi yang gembira akan garis keturunannya. Gunung Padang menerangkan kita juga keturunan ras yang sangat luar biasa,” kata geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.
Menurut Danny, semangat itulah yang memotivasi para peneliti untuk terus melaksanakan riset dan pembuktian di Gunung Padang. Semangat ini memompa mereka untuk terus mencari kehebatan nenek moyang di nusantara yang berhasil menciptakan struktur modern di eranya, yang diperkirakan pada kurun prasejarah.
Selama ini, kata Danny, catatan sejarah peradaban dunia selalu melihat pada peradaban Mesir yang diperkirakan ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi atau peradaban sungai Indus yang tumbuh pada 3.000 tahun sebelum Masehi. “Dari hasil penelitian sampai hari ini, kami masih yakin peradaban Gunung Padang yakni yang tertua dan lolos dari catatan sejarah,” katanya.
Sementara, Erick Rizky menjelaskan kemungkinan Gunung Padang tidak sempat tertulis dalam catatan sejarah alasannya sistem sosial masyarakat Gunung Padang ketika itu memakai budaya verbal sendiri, tidak memakai budaya verbal ibarat yang tercatat ketika ini. "Asumsi ini yang menjadikan peradaban Gunung Padang tampaknya luput dari catatan sejarah peradaban dunia. Kami yang akan terus berupaya memasukkan temuan ini sebagai catatan peradaban dunia,” katanya.
Maret lalu, Tim Bencana Katastropik Purba yang membawahi tim penelitian telah melaksanakan pengeboran di situs megalitikum Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil carbon dating menunjukkan hasil yang mengejutkan. Menurut salah satu anggota tim, Boedianto Ontowirjo, carbon dating menyampaikan Gunung Padang lebih bau tanah dari piramida Giza di Mesir.
Dari sampel hasil pengeboran yang diambil dari teras 5 di titik bor 2 dengan kedalaman 8 sampai 10 meter, akhirnya menyampaikan 11.060 thn +/- 140 tahun Before Present. "Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," ucap Boedianto, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 4 Maret 2012.
Source: Viva News