Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Teladan Pantun Nasehat Ihwal Pendidikan

Inilah pantun nasehat wacana pendidikan. Pantun yang disajikan untuk anak-anak.

Sangat baik untuk para guru dalam mengajar. Baik pula untuk orang bau tanah yang mendidik anak-anaknya.

Setiap bait dari pantun pendidikan, berisi wejangan dan nasehat. Rimanya indah bagaikan sajak. Membuat belum dewasa menyukainya.

Jadikan pantun sebagai penuntun. Agar pribadi semakin santun. Sikapnya bijak penuh perhitungan. Akan cerah masa depan.

Pendidikan Demi Masa Depan

Pendidikan amatlah penting. Dengan pendidikan, terbukalah wawasan. Semakin santun tingkah laku. Dan tentunya semakin bijaksana dalam bersikap.

Maka dari itu, di bawah ini merupakan pantun nasehat wacana pentingnya pendidikan.

Warna merah sebagai tandai,
telah tiba waktu senja.
Dengarlah nasehat wahai ananda,
pendidikan ialah hal utama.
Petang tiba para tamu,
jauh dari seberang sana.
Rajinlah engkau meraih ilmu,
sebagai bekal di hari tua.
Syair indah alasannya ialah rima,
direnungi oleh para pertapa.
Ilmu agama yang utama,
ilmu dunia jangan dilupa.
Jika pohon harus dipanjat,
kaki jangan melompat-lompat.
Jika ingin naik derajat,
ilmu dan doktrin harus diangkat.
Tanam kenanga di tepi taman,
bunga melati tak punya dahan.
Karena ilmu alasannya ialah iman,
insan dimuliakan oleh Tuhan.
Surya karam di ufuk Barat,
dengan bulan tak pernah bertemu.
Siapa hendak mencari akhirat,
ia harus dengan ilmu.
Anak kecil berjulukan Sonia,
bila sakit meminum jamu.
Siapa hendak mendapat dunia,
ia mesti dengan ilmu.
Jauh rezeki jangan dipikirkan,
bekerja berdoa kepada Tuhan.
Jika pendidikan disingkirkan,
bersiaplah hadapi kesusahan.
Berkumpul keluarga untuk arisan,
pelamun sibuk dengan khayalan.
Barang siapa bermalas-malasan,
kelak hidupnya penuh penyesalan.

Pantun Nasehat Tekun Mengaji

Pantun nasehat pendidikan berikutnya ialah mengenai ketekunan menuntut ilmu agama.

Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah mengaji. Yakni mengkaji Kitab Suci Al Quran.

Sehingga saat berakal balig cukup akal kelak, nilai-nilai Al Alquran sanggup diterapkan dalam kehidupan.

Sehingga belum dewasa akan meraih kebahagiaan. Baik kebahagiaan dunia. Maupun kebahagiaan akhirat.

 Inilah pantun nasehat wacana pendidikan 7 Contoh Pantun Nasehat Tentang Pendidikan
Anak-anak tekun mengaji meskipun lampu listrik padam. 

Jalan-jalan ke Danau Toba,
pergi ke bukit tuk berkemah.
Bila senja telah tiba,
segeralah pulang ke rumah.
Daun panda daun suji,
banyak pula daun selasih.
Bersihkan tubuh mandi bersih,
kemudian pergi untuk mengaji.
Beli bola berjumlah lima,
beraneka rupa warna warnanya.
Ilmu agama sangat utama,
bekal alam abadi juga dunia.
Memang jauh negeri Arab,
daerah tinggal sanak kerabat.
Kepada Allah kita berharap,
mendapat magfirah dan rahmat.
Bersedekah kepada si miskin,
banyak dosa segera taubat.
Kajilah Al Alquran sebaik mungkin,
menjadi syafaat di hari kiamat.
Bertemu sungai di kelokan,
mengiring pula awan gemawan.
Dunia ini penuh godaan,
di dalamnya banyak tipuan.
Topan topan tiba melanda,
banyak insan yang celaka.
Setan selalu menggoda,
semoga insan bersikap durhaka.
Beli dua sanggup tiga,
murah hati si penjualnya.
Cita-cita utama kita surga,
jangan tersilau harta dunia.
Ladang sawah selalu digarap,
pak tani pula mendapat untung.
Cinta Allah yang kita harap,
dari murka-Nya kita berlindung.
Sembilu tajam tuk menyayat,
daun kepala dibentuk ketupat.
Jauhi segala maksiat,
ilmu masuk dengan cepat.


Pantun Pendidikan Budi Pekerti

Bukan nilai besar yang dicari. Bukan pula kepandaian berhitung. Tapi etika dan kebijaksanaan pekerti. Merupakan kunci supaya beruntung.

Pendidikan kebijaksanaan pekerti amatlah penting. Diajarkan sejak dini. Namun sekarang amat genting. Banyak orang yang tak peduli.

Berikut ini ialah pantun nasehat pendidikan wacana kebijaksanaan pekerti.

Mendapat rusa belang di kaki,
rusa memakan daun suji.
Hendaknya engkau memiliki,
segenap etika yang terpuji.
Burung bangau turun ke rawa,
tiba dari selat Malaka.
Hormati olehmu orang tua,
jangan hingga bersikap durhaka.
Langit membentang warna biru,
langit bahari tampak bertemu.
Hormati olehmu guru,
mereka daerah mendapat ilmu.
Hidup senang orang beriman,
tunduk hatinya pada Rabbul Izzati.
Kasih sayang kepada teman,
banyak sobat banyak rezeki.
Hidup di dunia tiada lama,
ke alam abadi pula pulang kita.
Rendah hati kepada sesama,
itulah etika yang utama.
Beli kacang beli kecipir,
kayu jati cantik diukir.
Kepada sobat jangan kikir,
itulah tanda engkau berpikir.
Beras gres di karung goni,
pagi hari dibawa ke pasar.
Jadilah pribadi pemberani,
berani bila di jalan yang benar.
Senja hati langitnya merah,
tiba peting bagai membelah.
Berjuang pantang menyerah,
tentu engkau tak kan kalah.
Malam malam bakar ikan,
meniti kaki di semaian.
Ketekunan tidak sanggup digantikan,
bahkan oleh kepandaian.

Pantun Nasehat Orang Tua

Tanah kering tanah belah,
daerah tumbuh pohon talas.
Bersemangat pergi ke sekolah,
berguru rajin jangan malas.

Air hambar dalam kendi,
gelas higienis di atas nampan.
Bangun pagi eksklusif mandi,
jangan lupa makan sarapan.
Ayam memanjat kayu pagar,
hanya berkokok berputar-putar.
Badan sehat tubuh bugar,
otak kita semakin pintar.
Terlihat terperinci Tuan Raja,
memberi hadiah ke Sri Rama.
Di kelas jangan ribut saja,
dengarkan guru dengan seksama.

Tiga hari pergi berkemah,
tidur nyenyak di dalam tenda.
Kerjakan PR bila di rumah,
main game-nya sanggup ditunda.
Batu dipukul sanggup belah,
bara memperabukan warnanya merah.
Saat berguru di sekolah,
masa depan smakin cerah.
Sungguh enak makan tajin,
sambil memotong kayu jati.
Carilah sobat yang rajin,
sobat malas jangan didekati.

Kumpulan Pantun Nasehat Pendidikan Agama

Di bahari ada ubur-ubur,
di ladang banyak umbi kencur.
Menyesal mayit di dalam kubur,
dipalu dicambuk badannya hancur.
Tegak rumah alasannya ialah tiang,
rumah panggung punya kolong.
Sewaktu hidup tidak sembahyang,
masuk neraka tiada penolong.
Dari Trengganu menuju Kedah,
Kuala Lumpur terlewat sudah.
Siapa rajin beribadah,
mendapat nirwana yang amat indah.
Berkilau cahaya dari permata,
sebagai penghias di kepala.
Siapa berbakti kepada Pencipta,
tentu mendapat banyak pahala.
Benih padi disemaikan,
padi di sawah sebagai tanaman.
Lima waktu ditunaikan,
tanda hatinya penuh iman.
Hari ahad memancing ikan,
ikan dibakar kemudian dimakan.
Puasa ramadhan dijalankan,
dosa setahun dihapuskan.
Berlayar kapal Dewa Ruci,
itulah bukti dari janji.
Berangkat ke tanah suci,
niat lapang dada untuk berhaji.
Mawar merah putih melati,
tumbuh berkembang tinggi sekaki.
Sangat gemar memberi murah hati,
hidupnya berlimpah dengan rezeki.
Itulah beberapa nasehat pantun bertemakan pendidikan. Semoga sanggup membantu kita dalam mendidik anak-anak.

Sumber https://pantuncinta2000.blogspot.com/