Cara Meneliti Ketersambungan Sanad
Mengingat kembali, bahwa hadis Rasulullah diterima melalui jalur para perawi, dan dengan jalur tersebut dinamakan sanad, maka sanad, maka sangat penting untuk dilakukan penelitian terhadapnya. [1]
Kaedah atau hukum aturan yang digunakan dalam meneliti kualitas sebuah hadis sebetulnya sudah ada semenjak hadis itu sendiri ada. Hal ini sudah terbukti dan terlihat dengan upaya yang selektivitas dilakukan oleh para sobat dalam mencermati warta ihwal hadis yang diterima tidak eksklusif dari Nabi. Selektivitas tersebut dilakukan oleh para sobat dengan menanyakannya eksklusif kepada Rasulullah.[2]
Oleh alasannya ialah itu, dikarenakan sudah wafatnya Rasulullah, maka pengecekan hadis tidak lagi sanggup dilakukan sebagaimana pengecekan yang dilakukan oleh para Sahabat dengan menanyakannya eksklusif kepada Rasulullah. Maka, pengecekan hadis pasca wafatnya Rasulullah, yakni pada zaman sekarang khususnya sanggup dilakukan dengan meneliti mneggunakan kaedah yang sudah ditentukan para ulama, kemudian menelitinya dengan kitab kitab yang juga sudah ditulis oleh para ulama terdahulu.
Ada lima hal yang meski diteliti dalam sanad, yakni ketersambungan sanadnya, periwayatnya berfifat ‘adil, dhabit, terhindar dari cacat, dan terhindar dari janggal.[3]
Mengenai penelitian kapasitas ke-‘adilan dan kedhabitan seorang perawi, sudah dibahas pada artikel sebelumnya, maka untuk melanjutkannya kali ini akan dibahas mengenai cara meneliti ketersambungan sanad.
Penelitian mengenai ketersambungan sanad sanggup dilakukan dengan membuka kembali kitab kitab yang sudah ditulis oleh para ulama, dan sanggup juga dengan memakai media elektronik.
Dengan semakin pesatnya teknologi yang berkembang ketika ini, media elektronik sanggup membantu lebih gampang dalam mengecek korelasi antara guru dan murid seorang perawi.
Kitab kitab yang ada, sekarang sudah mulai dibentuk aktivitas oleh para pengembang digitalisasi hadis. Salah satu kitab yang sudah sanggup digunakan untuk meneliti hadis, mulai dari ketersambungan perawi, evaluasi mengenai seorang perawi, ialah kitab yang berjudul Tahdzib al-Kamal. Kini kitab yang sangat luar biasa ini sudah tidak perlu lagi dibeli, tetapi cukup didounload, alasannya ialah sudah ada versi pdf nya.
Meneliti ketersambungan sanad, sangat dekat kaitannya dengan korelasi guru murid, daerah tinggal yang sama, tanggal lahir yang tidak berjauhan. Mengenai ketersambungan sanad ini, ada dua aspek yang meski diperhatikan dan diteliti.
Pertama ialah lambang lambang metode periwayatan. Terdapat beberapa macam lambang metode periwayatan hadis. Menurut sebagian besar ulama, apabila ada hadis dengan mneggunakan metode Sami’na, Haddatsana, Haddatsani, maka itu mrnunjukkan ketersambungan sanad, sehingga tidak perlu lagi diteliti. Sementara hadis yang memakai metode an, dan ‘an, maka harus diteliti alasannya ialah hal ini menujukkan keterputusan sanadnya. Sehingga ada indikasi bahwa seorang perawi bertemu atau bersambung. [4]
Cara menelitinya ialah, dengan mencari nama perawi yang sedang diteliti, kemudian melihat nama guru dan muridnya. Apabila dalam data nama muridnya terdapat nama perawi selanjutnya, atau nama perawi satu ditemukan di dalam nama perawi lainnya, pada bab nama guru maupun murid, maka hal itu sanggup dinyatakan bersambung. Karena memang melihat ketersambungan sanad sanggup dilihat dari korelasi guru murid tersebut. Jika tidak ada, maka hal yang perlu ialah membandingkan daerah tinggalnya, dan melihat tanggal lahirnya, biasanya jikalau seseorang tinggal di daerah yang sama, maka besar indikasinya bertemu, begitu pula jikalau tanggal lahirnya tidak terlalu jauh jaraknya.
Referensi :
Mahmud Thahan, Ulumul Hadis
Suryadi dan M.Al Fatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis
M. Ghufran dan Rahmawati, Ulumul Hadis Mudah dan Mudah
gambar : Nazhroul.wordpress.com
[1] Mahmud Thahan, Ulumul Hadis
[2] Suryadi dan . al Fatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis
[3] ibid
[4] ibid
Sumber http://caramu123.blogspot.com/