Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Informasi Mengejutkan Mengenai Greenland



Mungkin greenland bukan lagi menjadi sesuatu yang abnormal di indera pendengaran kita, alasannya yakni kita kebanyakan mendengar kata greenland pada pelajaran geografi atau Ilmu Pengetahuan Sosial pada dingklik sekolah. Namun, guru kita kebanyakan tidak memperlihatkan informasi yang detail mengenai greenland itu sendiri dikarenakan kita ditarget hanya sebatas tahu keberadaan dari pulau tersebut. Lalu apa yang kita bayangkan mengenai greenland itu sendiri? kemungkinan besar kita akan menebak kalau greenland merupakan pulau yang mempunyai tanah serba hijau dan banyak ditumbuhi pepohonan menyerupai di film "The Lord Of The Ring". Terlebih lagi kia akan membayangkan kalau pulau ini mempunyai sedikit pennghuni. Apakah semua mitos yang kita bayankan tersebut benar? Mari kita kupas satu-persatu.

Gambaran Umum


Greenland merupakan pulau yang berada di Samudra Atlantik penggalan utara arah timur maritim Kanada. Greenland mempunyai nama resmi yakni "Kalaallit Nunaat", nama resmi tersebut berasal dari bahasa denmark yang berarti "Grønland" yang dibaca "greenland". Pulau ini merupakan pulau terbesar di dunia dengan luas wilayah 2.166.086 km². Greenland sendiri masih termasuk wilayah Kerajaan Denmark dan telah memisahkan diri dari Anggota Uni Eropa pada tahun 1985 tetapi secara geografis Greenland termasuk wilayah Amerika Utara. Hampir 80% dari keseluruhan wilayah Greenland tertupi oleh es dan dari beberapa wilayah Greenland mempunyai tingkat ketebalan esnya setebal 3 kilometer.

Etimologi

Pemukim awal Viking menyebut pulau ini sebagai Greenland. Dalam cerita Islandia, orang Norwegia yang kelahiran Norwegia Erik the Red dikatakan diasingkan dari Islandia alasannya yakni pembunuhan berencana. Bersama dengan keluarga besarnya dan pasukannya (yaitu budak atau budak), ia berangkat dengan kapal untuk menjelajahi daratan es yang diketahui terletak di barat laut. Setelah menemukan tempat yang sanggup dihuni dan menetap di sana, ia menamakannya Grœnland (diterjemahkan sebagai "Greenland"), konon dengan impian bahwa nama yang menyenangkan akan menarik para pemukim.

Nama negara dalam bahasa orisinil Greenlandic yakni Kalaallit Nunaat ("tanah Kalaallit"). Kalaallit yakni orang-orang orisinil Greenlandic Inuit yang mendiami wilayah barat negara itu

Sejarah 

Budaya Paleo-Eskimo awal

Pada zaman prasejarah, Greenland merupakan rumah bagi beberapa budaya Paleo-Eskimo yang berurutan yang dikenal dikala ini terutama melalui temuan arkeologis. Masuknya Paleo-Eskimo ke Greenland paling awal diperkirakan terjadi sekitar 2500 SM. Dari sekitar 2500 SM sampai 800 SM, selatan dan barat Greenland dihuni oleh budaya Saqqaq. Sebagian besar penemuan peninggalan arkeologi periode Saqqaq telah ada di sekitar Disko Bay, termasuk situs Saqqaq.

Pemukiman Norse

Dari 986, pantai barat Greenland dihuni oleh orang Islandia dan Norwegia, melalui kontingen dari 14 kapal yang dipimpin oleh Erik the Red. Mereka membentuk tiga permukiman yang dikenal sebagai Permukiman Bagian Timur, Permukiman Barat dan Permukiman Tengah. Mereka membuatkan pulau dengan penduduk budaya Dorset tamat yang menduduki penggalan utara dan barat, dan kemudian dengan budaya Thule yang masuk dari utara. Norse Greenlanders tunduk pada pemerintahan Norwegia pada kurun ke 13 di bawah Kerajaan Norwegia (872–1397). Kemudian Kerajaan Norwegia masuk ke persatuan langsung dengan Denmark pada 1380, dan dari 1397 merupakan penggalan dari Kalmar Union.
Rekrutmen Erik the Red terhadap orang lain untuk menjajah Greenland telah ditandai baru-baru ini sebagai penipuan lahan, penipuan yang menggambarkan Greenland sebagai lahan pertanian yang lebih baik daripada di Islandia. 

Budaya

Orang Thule yakni nenek moyang dari populasi Greenland dikala ini. Tidak ada gen dari Paleo-Eskimo yang ditemukan di populasi Greenland sekarang. Budaya Thule bermigrasi ke timur dari apa yang kini dikenal sebagai Alaska sekitar 1000, mencapai Greenland sekitar 1300. Budaya Thule yakni yang pertama memperkenalkan Greenland menyerupai penemuan teknologi menyerupai kereta luncur anjing dan tombak tombak.

Pemerintahan

Kepala negara Greenland yakni Margrethe II, Ratu regnant dari Denmark. Pemerintahan Ratu di Denmark menunjuk seorang Komisaris Tinggi (Rigsombudsmand) untuk mewakilinya di pulau itu. Komisionernya yakni Mikaela Engell.

Penduduk Greenland menentukan dua perwakilan ke Folketing, DPR Denmark, dari total 179. Perwakilannya yakni Aleqa Hammond dari Partai Siumut dan Aaja Chemnitz Larsen dari Partai Komunitas Inuit. 

Greenland juga mempunyai Parlemen sendiri, yang mempunyai 31 anggota. Pemerintah yakni Naalakkersuisut yang anggotanya ditunjuk oleh Premier. Kepala pemerintahan yakni Premier, biasanya pemimpin partai mayoritas di Parlemen. Premier yakni Kim Kielsen dari Partai Siumut.

Demografi

Greenland mempunyai populasi 56.370 (perkiraan Januari 2013),di antaranya 88% yakni Greenlandic Inuit (termasuk orang campuran). Sisanya 12% yakni keturunan Eropa, terutama Greenland Denmark. Beberapa ribu Greenlandic Inuit berada di Semenanjung Denmark. Mayoritas penduduk yakni Lutheran. Hampir semua warga Greenland tinggal di sepanjang fjord di selatan-barat pulau utama, yang mempunyai iklim yang relatif ringan. Lebih dari 17.000 orang tinggal di Nuuk, ibu kota.

Nuuk

Nuuk merupakan ibu kota dan menjadi kota terbesar di Greenland serta kotamadya Sermersooq. Nuuk menjadi sentra pemerintahan dan sentra budaya dan ekonomi terbesar di Greenland. Nuuk mempunyai jumlah penduduk hampir sepertiga dari populasi Greenland dan mempunyai infrastruktur bangunan yang tertinggi dibanding kota-kota lain di Greenland. Nuuk menjadi sentra pemerintahan untuk kotamadya Sermersooq. Pada bulan Januari 2016, Nuuk mempunyai populasi 17.316.

Nuuk didirikan pada tahun 1728 oleh gubernur Dano-Norwegia Claus Paarss ketika ia memindahkan Koloni Hope Hanseged sebelumnya (Haabets Koloni) ke daratan, dan diberi nama Godthåb ("Harapan Baik"). Kota ini secara resmi mengadopsi namanya dikala ini pada tahun 1979, meskipun nama "Godthåb" tetap dipakai di Denmark.

Bahasa  

Baik Greenlandic (bahasa Eskimo-Aleut) dan Bahasa Denmark telah dipakai dalam urusan publik semenjak pendirian pemerintahan rumah pada tahun 1979. Mayoritas penduduk sanggup berbicara dalam dua bahasa. Greenlandic menjadi bahasa resmi satu-satunya pada bulan Juni 2009, Dalam prakteknya, bahasa Denmark masih banyak dipakai dalam manajemen dan pendidikan tinggi, serta tetap menjadi bahasa pertama atau satu-satunya untuk beberapa imigran Denmark di Nuuk dan kota-kota besar lainnya.

Mayoritas penduduk berbicara Greenlandic, sebagian besar dari mereka bilingual. Bahasa ini diucapkan oleh sekitar 50.000 orang, menjadikannya yang paling padat dari keluarga bahasa Eskimo – Aleut, yang diucapkan oleh lebih banyak orang daripada semua bahasa lain dari keluarga yang digabungkan.Kalaallisut yakni dialek Greenlandic dari Greenland Barat, yang telah usang menjadi wilayah pulau yang paling padat penduduknya. Ini telah mengakibatkan status de factonya sebagai bahasa resmi "Greenland", meskipun dialektika utara Inuktun tetap diucapkan oleh sekitar 1.000 orang di sekitar Qaanaaq, dan dialumi timur Tunumiisut sekitar 3.000. Masing-masing dialek ini hampir tidak sanggup dipahami oleh penutur yang lain dan dianggap oleh beberapa hebat bahasa untuk menjadi bahasa yang terpisah.
Sekitar 12% populasi berbicara bahasa Denmark sebagai bahasa pertama atau satu-satunya, terutama imigran Denmark di Greenland, banyak di antaranya mengisi posisi menyerupai administrator, profesional, akademisi, atau pedagang terampil. Sementara Greenlandic lebih banyak didominasi di semua pemukiman yang lebih kecil, penggalan dari populasi Inuit atau leluhur campuran, terutama di kota-kota, berbicara bahasa Denmark. Sebagian besar penduduk Inuit berbicara bahasa Denmark sebagai bahasa kedua.
Bahasa Inggris yakni bahasa penting lainnya untuk Greenland, diajarkan di sekolah-sekolah semenjak tahun anutan pertama.


Sumber https://idahdeen.blogspot.com/