Jangan Lakukan 11 Kebiasaan Ini Kalau Anda Tidak Ingin Terlilit Hutang

Dalam hidup sehari-hari, terkadang kita mempunyai suatu kebiasaan yang menciptakan terlilit hutang baik itu dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Dan kebiasaan itu terus dilakukan berulang-ulang.
Namun bukan berarti kebiasaan itu tidak bisa diubah. Berbicara wacana kebiasaan yang menciptakan terlilit hutang, itu sudah menjadi dilema umum di masyarakat.
Kebiasaan berhutang ialah kebiasaan yang dibawah dari semenjak kecil. Makara alangkah bagusnya kalau orang renta mendidik anaknya sedari kecil untuk tidak berhutang.
Namun bagaimana apabila kita sudah terlanjur mempunyai kebiasaan itu? Nah, berarti Anda termasuk kategori orang yang harus membaca artikel ini baik-baik.
Berikut beberapa kebiasaan yang menciptakan terlilit hutang yang harus Anda atasi :
1. Tidak Tahu Jumlah Hutang yang Dimiliki
Kadang juga ada orang yang sering berutang dalam jumlah yang sedikit tapi dengan banyak orang. Berhutang dengan banyak orang seringkali menciptakan kita resah sendiri.Terkadang kita lupa berapa jumlah hutang pada tiap orang, apalagi kalau hutang yang dimiliki gres mau dibayar dalam jangka waktu yang lama.
Orang biasanya berpikir “wah, untuk apa saya pikir wacana jumlah hutan. Toh nanti juga mereka tiba sendiri menagihnya”.
Kebiasaan inilah yang akan menyusahkan Anda di kemudian hari. Memang sih kini tidak, tapi nanti kalau mereka menagih bersamaan bagaimana?
Sukur-sukur kalau pas mereka menagih pas ada uang. Kalau sementara uang habis untuk membayar keperluan lain bagaimana? Apa tidak stres kalau ibarat itu?
Maka dari itu, kalau memang Anda masih punya uang dan masih ingat jumlah hutang itu lebih baik eksklusif dibayar saja semoga tak membebani nanti di kemudian hari.
2. Hanya bayar tagihan minimum
Perilaku yang sepele namun haris dihilangkan ialah sikap membayar tagihan minimum saja. Kalau ada tagihan yang jumlahnya sedikit-sedikit saja eksklusif dibayar.Giliran ada tagihan yang jumlahnya besar ditunda-tunda terus.
Padahal seharusnya terbalik, tagihan yang besar seharusnya lebih diprioritaskan daripada tagihan yang kecil.
Bagi orang normal pada umumnya, kalau tagihan besar sehabis dibayar niscaya akan memperlihatkan rasa lega.
Lain halnya bagi orang yang mempunyai kebiasaan boros, walaupun ia punya tagihan sebesar apapun perasaannya akan happy-happy saja.
Tetapi tunggu saja resikonya, cepat atau lambat niscaya orang itu akan mendapatkan makian. Jadi, sebisa mungkin jauhilah kebiasaan itu.
3. Tak bisa menolak impian anak
Inilah dampak jelek ketika orang renta terlalu memanjakan anaknya. Sampai-sampai apa yang diminta anaknya selalu diberikan hingga membuatnya harus mengutang.Mengutang untuk impian anak tolong-menolong boleh-boleh saja, asalkan jangan terlalu sering.
Sebelum mengabulkan impian anak sebaiknya pikirkan dulu matang-matang. Apakah apa yang ia inginkan itu baik untuk masa depannya?
Apakah sesuatu itu benar-benar ia butuhkan atau tidak? Kalau memang sesuatu yang ia inginkan itu tidak terlalu perlu, sebaiknya tidak usah.
4. Tak punya dana darurat
Dana darurat sudah sepatutnya untuk disediakan. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi nantinya. Entah itu mungkin ada tagihan yang mendesak, biaya rumah sakit, asuransi, biaya perbaikan rumah, dan lain-lain.Sisihkan sebagian pendapatan yang Anda miliki sebagai dana darurat. Tidak harus banyak, walaupun sedikit asalkan sering tidak masalah. Karena lama-kelamaan juga niscaya akan banyak.
5. Anda merasa berhak atas sesuatu
Hal ini biasa terjadi ketika kita mengajak teman untuk kumpul atau ngopi bersama di sebuah kafe. Nah, mungkin yang ada di pikiran kita kalau mereka niscaya punya uang sendiri untuk membayarnya.Tetapi di pikiran teman kita sewaktu mau berangkat, ia beranggapan kalau kita yang akan menraktirnya sehingga ia merasa tidak perlu untuk membawa uang.
Kesalahan ibarat inilah yang biasa terjadi berulang-ulang dan alhasil berdampak pada keuangan kita.
Sebenarnya menraktir teman itu anggun malahan sanggup berkah dan pahala, tetapi menraktirnya jangan terlalu sering. Sekali-kali tidak apalah yang penting masih batas wajar.
6. Kredit kendaraan beroda empat terlalu lama
Dalam hal melaksanakan kredit kendaraan beroda empat sebaiknya jangka waktunya jangan terlalu usang alasannya ialah akan merugikan diri sendiri.Jangan beranggapan kalau berkredit kendaraan beroda empat dalam jangka waktu usang akan meringankan beban keuangan. Malahan justu hal itu akan memperbengkak pembiayaannya.
Semakin usang jangka waktu kredit itu maka akan semakin banyak jumlah bunga yang harus dibayar. Makara kalau bisa dipersingkat saja waktunya lebih persingkat.
7. Telat membayar tagihan
Tagihan memang sering dianggap hal sepele dan seringkali diabaikan. Tetapi kalau lambat membayar yah niscaya akan ada dendanya.Apalagi kalau lambatnya itu hingga beberapa bulan. Kan bisa ancaman juga bagi keuangan.
8. Bunga kartu kredit ketinggian
Hati-hati dalam penggunaan kartu kredit yang bunganya tinggi. Salah-salah justru Anda yang dirugikan.Apalagi dalam jangka waktu yang lama, semakin usang pula lah Anda terbebas dari jeratan hutang.
9. Tidak patuh anggaran
Kadang ketika perencanaan yang dibentuk sudah matang-matangnya, tetapi Anda sendiri yang tidak bisa mengikutiya. Anda tidak bisa untuk menghilangkan ego yang ada dalam diri Anda.Selalu ingin beli ini dan itu tanpa memikirkan jangka panjangnya. Cobalah sekali-kali untuk mengabaikan ego itu. Karena yang dirugikan ialah diri Anda sendiri.
Ketika aturan sudah dibuat, usahakan untuk mematuhinya. Anggap itu ialah ketentuan yang tidak bisa diubah lagi.
Kalau perlu sugesti diri Anda kalau melanggar perencanaan itu maka Anda akan mendapatkan hukuman.
10. Besar pengeluaran dibanding pemasukan
Ada peribahasa yang menyatakan bahwa “Besar pasak daripada tiang”. Maknanya ialah pengeluaran selalu lebih besar daripada pemasukan. Kebiasaan ibarat ini harus dihindari.Sebelum membelanjakan uang, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan terlebih dahulu.
Jangan hingga uang yang dibelanjakan jauh lebih banyak daripada jumlah honor yang diterima. Bukannya taraf hidup yang meningkat, justru sebaliknya.
11. Merasa mempunyai banyak uang
Terkadang ketika kita menengok tabungan di bank kemudian berkata “wah, tabungan saya masih banyak, bisa santai-santai lagi nih”.Akhirnya kita terlena dengan hal itu dan terus membelanjakan uang tanpa pikir panjang.
Sampai pada alhasil saat-saat uang itu tak lagi tersisa. Disitulah gres tersadar kalau kita selama ini memang boros.
Dan ketika ada kebutuhan mendesak gres pusing tujuh keliling mencari solusinya.
Baca Juga : Semua Contoh Usaha Sampingan Ibu Rumah Tangga di Desa (Tanpa Modal dan Menghasilkan Uang)
Kesimpulan :
Kebiasaan untuk berhutang ialah sesuatu yang harus Anda hilangkan dalam pribadi Anda. Kalau pun tidak bisa sekaligus maka bisa dengan perlahan-lahan.
Karena yang terpenting ialah kemauan dan tekad yang berpengaruh untuk mau bermetamorfosis lebih baik. Toh yang merasaka keuntungannya juga bukan orang lain melainkan diri kita sendiri.
Karena yang terpenting ialah kemauan dan tekad yang berpengaruh untuk mau bermetamorfosis lebih baik. Toh yang merasaka keuntungannya juga bukan orang lain melainkan diri kita sendiri.