Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip-Prinsip Dalam Berdoa

 Menyatukan hati dan pikiran kita dengan pikiran Allah PRINSIP-PRINSIP DALAM BERDOA
Ilustrasi Yesus Saat Berdoa
Berdoa yaitu memasuki hadirat Allah. Menyatukan hati dan pikiran kita dengan pikiran Allah. Menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah. Untuk mendapatkan curahan kasih karunia Allah kepada jiwa kita.

Berdoa yaitu penting.  Mempelajari kuasa doa juga yaitu penting, tetapi itu tidaklah cukup, lantaran kita juga harus mencar ilmu sesuatu yang sama pentingnya, yaitu bagaimana cara berdoa yang berkenan di hadapan Allah. Mengapa itu penting?  Sebab tidak akan ada yang hingga kepada Allah dengan memakai cara-cara yang Allah tidak inginkan. Oleh lantaran itu pada ketika ini kita akan mencar ilmu bagaimana cara berdoa yang Allah inginkan.

1. Hubungan iman, doa, dan permohonan.

Doa dan akidah bertalian erat, dan perlu dipelajari bersama-sama. Dalam doa akidah terdapat ilmu Ilahi; itu merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh setiap orang yang mau menjadikan pekerjaan seumur hidupnya maju. Kristus mengatakan, "Apa saja yang kau minta dan doakan, percayalah bahwa kau telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24). Di sini dijelaskan bahwa usul kita harus sesuai dengan kehendak Allah; kita harus meminta perkara-perkara yang telah dijanjikan-Nya, dan apa saja yang kita terima harus dipergunakan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Bila syarat-syarat dipenuhi, maka komitmen itu tiada taranya." Pendidikan Sejati, halaman 200.

Kita boleh meminta pengampunan dosa, meminta Roh Kudus, meminta kelakuan yang serupa dengan Kristus, meminta hikmat dan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, meminta setiap karunia yang telah dijanjikan-Nya, kemudian kita harus percaya bahwa kita akan menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada Allah, bahwa kita telah menerimanya. Pendidikan Sejati, halaman 200.

Mintalah kerendahan hati, kebijaksanaan, keberanian, pertumbuhan iman, sehingga kau sanggup melihat terang dalam terang-Nya dan bergembira dalam kasih-Nya. Percaya saja dan engkau niscaya akan melihat keselamatan Allah. Suara hati Nurani, halaman 12.


2. Hanya ada satu kuasa di dalam doa, yaitu kuasa pertumbuhan rohani, lantaran Allah bekerja bukan atas efek manusia.

Doa bukanlah suatu penebusan dosa; doa itu sendiri tidak mempunyai kebaikan atau jasa. Semua kata yang muluk-muluk yang kita sediakan tidak sama dengan suatu impian yang suci. Doa-doa yang paling mengesankan hanyalah kata-kata omong kosong, kalau doa itu tidak mengungkapkan perasaan-perasaan hati yang sebenarnya. Tetapi doa yang berasal dari hati yang sungguh-sungguh, apabila kebutuhan-kebutuhan sederhana dari jiwa diungkapkan, sebagaimana kita sanggup meminta kemurahan hati dari seorang sahabat di dunia ini, mengharapkan akan dikabulkan – inilah doa yang di dalam iman. Allah tidak menginginkan pujian-pujian upacara kita, tetapi jeritan hati yang tanpa diucapkan, luluh dan tunduk dengan mencicipi dosa dan kelemahannya sama sekali menemukan jalannya pada Bapa segala kemurahan hati itu. Khotbah di atas bukit potongan 4

Doa sering tidak dipahami sebagaimana seharusnya. Doa-doa kita bukanlah untuk memberitahukan pada Allah perihal sesuatu yang ia tidak ketahui. Doa-doa kita tidak perlu panjang dan keras. Tuhan membaca pikiran yang tersembunyi, kita bisa berdoa diam-diam, dan ia yang mengetahui rahasia akan mendengar dan akan menjawab kita secara terbuka...Doa tidak dimaksudkan menciptakan perubahan apapun pada Tuhan; Doa membawa kita sejalan kepada Allah. Sura Hati Nurani, halaman 13.

Tetapi doa yaitu nafas jiwa. Itu yaitu rahasia kuasa rohani. Tidak ada sarana kasih karunia lain yang sanggup menggantikan dan menciptakan kesehatan jiwa terpelihara. Doa membawa hati akrab dengan sumber kehidupan, dan menguatkan persendian dan otot pengalaman keagamaan. Melalaikan kebiasaan berdoa ... menciptakan engkau lepas dari Allah, kemampuan-kemampuan rohani kehilangan kekuatannya, pengalaman keagamaan kurang sehat dan kurang semangat. Pelayan injil halaman 226.

Doa merupakan latihan yang paling suci bagi jiwa. Doa itu harus sungguh-sungguh, rendah hati, tekun, penuh kerinduan, sebagai suatu hati yang dibarui yang dipersembahkan ke hadirat Allah yang suci. Bila si pemohon merasa ia berada di hadirat Ilahi, diri sendiri akan dilupakan. Ia tidak akan mempunyai impian untuk mempertunjukkan bakat manusia; ia tidak akan berusaha menyenangkan indera pendengaran manusia, melainkan memperoleh berkat yang sangat dirindukan oleh jiwanya. Nasehat Bagi Sidang, halaman 228.


3. Prinsip-Prinsip Doa Pribadi dan Doa Di Tempat Umum

“Dan apabila kau berdoa, jangan berdoa menyerupai orang munafik.” (Matius 6:5)
Orang-orang Farisi telah memutuskan jam-jam untuk berdoa; sebagaimana sering terjadi, apabila mereka meninggalkan rumah pada waktu yang ditetapkan, mereka akan berhenti di mana saja – mungkin di jalan atau di pasar, di tengah gerombolan orang-orang yang tergesa-gesa – dan di situ kedengaran bunyi yang keras melatih doa resmi mereka. Ibadah yang demikian, yang dilakukan hanya pemujaan diri, menyebabkan amarah yang tak kenal ampun dari Yesus. Pelayan Injil, halaman 135.

Yesus tidak menolak doa di daerah umum lantaran Yesus sendiri berdoa di daerah umum dengan para muridnya dan dengan orang banyak, tetapi doa di daerah umum haruslah singkat... beberapa menit sudah cukup untuk melayangkan suatu permohonan biasa di daerah umum. Doa yang dipersembahkan di daerah umum harus singkat dan eksklusif pada pokok masalah. Allah tidak menuntut kita untuk menjadikan waktu berbakti itu menjemukan dengan permohonan yang panjang-panjang. Kristus tidak memaksakan pada para muridnya untuk upacara-upacara dan doa yang panjang dan membosankan. Pelayan Bibel Hal 135.

“Tetapi kalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu.” Apakah engkau mempunyai suatu daerah untuk berdoa pribadi secara diam-diam? Yesus telah menentukan daerah untuk berafiliasi dengan Allah, dan kita pun haruslah demikian. Kita perlu sering mengundurkan diri ke suatu tempat, betapa pun sederhananya, di mana kita sanggup sendirian dengan Allah. Khotbah diatas bukit potongan 4.

“Berdoalah kepada Bapamu yang ada di daerah tersembunyi.” Di dalam nama Yesus kita boleh tiba ke hadirat Allah dengan keyakinan seorang anak. Tidak seorang pun diharapkan untuk bertindak sebagai perantara. Melalui Yesus kita sanggup membuka hati kita kepada Allah menyerupai kepada seseorang yang mengenal dan mencintai kita. Khotbah Diatas Bukit potongan 4.

Di dalam daerah berdoa secara diam-diam, di mana tidak ada mata kecuali mata Allah yang sanggup melihat, tidak ada indera pendengaran kecuali telinga-Nya yang sanggup mendengar, kita sanggup mencurahkan impian dan kerinduan kita yang tersembunyi kepada Bapa. Dari belas kasihan yang tak terhingga itu, dan di dalam keheningan dan ketenangan jiwa, bunyi yang tidak pernah lalai untuk menjawab seruan keperluan manusia, akan berbicara ke dalam hati kita. Khotbah diatas bukit potongan 4.


4. Doa Dalam hati.

Kita tidak selalu berada dalam situasi dalam ruangan tertutup untuk mencari Allah dalam doa, tetapi pada setiap ketika dan di mana saja kita bisa melayangkan permohonan kepada Allah. Tidak ada yang menghalangi kita mengangkat hati dalam semangat doa yang sungguh. Di tegah keramaian jalan dan di tengah kesibukan bisnis kita sanggup melayangkan permohonan kepada Allah dan meminta santunan Ilahi....Suatu komplotan tertutup sanggup ditemukan dimanapun kita berada, yaitu di dalam hati kita. Kita harus membuka hati terus menerus, dan mengundang Yesus untuk tiba dan tinggal sebagai tamu surgawi dalam jiwa kita. Suara Hati Nurani, halaman 23.

5. Kumpulan Permintaan Doa.

Kisah Para Rasul 2: 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kumpulan usul yaitu suatu hal yang penting dan seharusnya menarik, tetapi sangat disesalkan kumpulan ini sering diadakan tidak semestinya... pembicaraan dan doa yang panjang, tidak pada tempatnya di mana-mana, dan terutama di kumpulan sosial. Doa mereka panjang dan tanpa pikir. Mereka menjemukan malaikat-malaikat dan orang-orang yang mendengarnya. Biarlah doa yang panjang dan meletihkan dilakukan di bilik daerah doa, kalau seseorang mau berdoa demikian. Nasehat Bagi Sidang, halaman 226.

Tetapi banyak orang mempersembahkan doa dalam cara yang kering menyerupai berkhotbah. Orang-orang ini berdoa kepada manusia, bukan kepada Allah. Kalau mereka berdoa dengan cara demikian kepada Allah dan kalau mereka mengerti dengan apa yang mereka lakukan maka mereka akan terkejut melihat kelancangan mereka; lantaran mereka berpidato kepada Tuhan dengan cara berdoa... Doa yang menyerupai itu tidak ada artinya di surga.  Nasehat Bagi sidang halaman 226.

Utamakan puji-pujian. “Biarlah segala sesuatu yang bernyawa memuji-muji Tuhan.” Sudahkah kita mempertimbangkan baik-baik berapa banyak kita harus bersyukur kepada Tuhan? Apakah kita ingat bahwa kemurahan Tuhan tetap gres setiap pagi dan bahwa kesetiaan-Nya tidak pernah gagal? Apakah kita mengakui ketergantungan kita kepada-Nya dan menyatakan syukur lantaran segala kebaikan-Nya? Sebaliknya, kita terlalu sering lupa bahwa “tiap-tiap anugerah yang baik dan tiap-tiap karunia yang tepat itu dari atas, turun daripada Bapa, pohon segala terang.” Nasehat Bagi sidang halaman 227.


6. Tempat berdoa Pribadi.

  • Tempat Sunyi, Rumah, gunung, dan lain-lain (Mat 6:6, Luk 6:12 ).
  • Yesus sering didapati sedang berdoa. Ia mengasingkan diri di bawah pohon-pohon yang rindang daunnya atau di gunung-gunung untuk memberikan permohonan-Nya kepada Bapa--Nya. Nasehat Bagi sidang halaman 227.

7. Tempat Kumpulan Permintaan doa.

  • Rumah-rumah. 
Kisah 12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
Kis 1: 12-14 Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, daerah mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa wanita serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
  • Atas gunung.
Lukas 9: 28 Kira-kira delapan hari setelah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, kemudian naik ke atas gunung untuk berdoa.

Lukas 14: 32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu daerah yang berjulukan Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa."

Saudara-saudara, berdoa bukan mengenai waktu dan daerah atau ritual-ritual insan tetapi mengenai kehendak Allah. Hanya ada satu ritual dalam doa yaitu ritual merendahkan hati di hadapan Allah. Ritual menyerahkan jiwa dan raga supaya Allah sanggup mempunyai kita secara penuh, sehingga Roh Tuhan dengan bebas bekerja mengendalikan hidup kita. Dengan cara ini agar kita makin berkenan di hadapan Allah dan menjadi pendoa-pendoa yang benar di hadapan Allah. Tuhan Memberkati Kita.