Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Mawar: Mengampuni Yakni Contoh Pikir Ilahi

Mengampuni orang yang bersalah kepada kita yaitu suatu hal yang sulit untuk dilakukan FILOSOFI MAWAR: MENGAMPUNI ADALAH POLA PIKIR ILAHI
Foto By Jaya Reddy
Mengampuni orang yang bersalah kepada kita yaitu suatu hal yang sulit untuk dilakukan, apa lagi kalau orang itu memang benar-benar tidak pantas untuk diampuni.  Mungkin lantaran kesalahannya terlalu besar dan tidak masuk akal, atau mungkin lantaran orang yang bersalah tersebut tidak mempunyai itikad baik dalam memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Banyak orang ketika melaksanakan kesalahan, tidak mau mengakui bahwa ia salah, kemudian membela diri dengan melemparkan kesalahan kepada orang lain, alias mencari kambing hitam.  Alih-alih mengakui kesalahan kemudian mohon maaf, justru seringkali mereka memutar balikan fakta untuk membela diri.

Seringkali kita juga menghadapi orang-orang yang praktis sekali atau dengan sengaja menyakiti, mezalimi, mengkhianati, dan lain-lain, kemudian dengan gampangnya mereka minta maaf seperti itu merupakan kesalahan yang sepele.  Bahkan terkadang permohonan maaf yang mereka sampaikan justru hanya menambah rasa sakit hati saja.

Ada sebuah lagu yang diciptakan oleh Slank, berbicara mengenai betapa sulitnya memaafkan.  Lagu itu berjudul “CINTA,” Demikian liriknya:
Maaf.

Setelah kau sakiti
Lalu bilang maaf
Setelah melukai
Lalu bilang maaf
Setelah mengkhianati
Lalu bilang maaf
Kau ga punya o**k
Hanya itu yang sanggup Kau ucapkan maaf.

Sorry
Sesudah robek hati Cuma bilang sorry
Sesudah darah tinggi Cuma bilang sorry
Sesudah jantung hati Cuma bilang sorry

Anda sanggup dengarkan lagunya di sini 

Secara nalar insan biasa, orang-orang menyerupai di atas yaitu orang-orang yang tidak pantas menerima maaf.  Mereka pantas dihukum, dimasukkan penjara, atau dibalas sampai mereka kapok, sehingga keadilan sanggup ditegakkan.

Jadi, jikalau kita mau jujur, mengampuni orang yang tidak pantas untuk diampuni yaitu sesuatu yang sulit untuk dilakukan, sebab bertolak belakang dengan keadilan, bertolak belakang dengan contoh pikir manusiawi, alasannya yaitu kegiatan mengampuni yaitu contoh pikir dan aksara Ilahi.  Sebab, Jika insan ingin sukses dalam mengampuni maka harus memakai contoh pikir dan aksara Ilahi sebagai berikut:


  • Pertama:
Lukas 23: 34a  Yesus berkata: Ya Bapa, ampunilah mereka, alasannya yaitu mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Seandainya anda terperangkap dalam situasi ini, kira-kira apa yang anda akan lakukan?
Tiba-tiba ada seorang anak kecil kira-kira umur dua tahun, sambil senyum-senyum ia tiba dengan membawa semangkok saus tomat kemudian menyiramkannya ke ke baju putih yang gres anda beli, kira-kira apakah anda akan marah? Apakah anda akan menjambak rambutnya, kemudian membanting dan menendang-nya?  Saya yakin anda tidak akan melaksanakan hal itu, lantaran anda tahu bahwa anak kecil itu tidak memahami apa yang dilakukannya.  Saya yakin anda akan memaklumkannya.  Kemungkinan besar anda akan mengampuninya, walaupun anda kesal.

Tetapi, bagaimana jikalau pada dikala itu saya yang dengan sengaja menyiramkan saus tomat ke baju gres anda?  Saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan anda lakukan kepada saya.

Jadi saudara-saudara, jikalau ada orang yang menyakiti anda, mezalimi anda, merugikan anda, anggap saja orang itu menyerupai anak kecil yang tidak tau apa-apa.  Anda mungkin tidak akan sakit hati, anda akan memaklumkannya, dan anda akan dengan praktis mengampuninya.

Yesus melaksanakan hal ini dan ia sukses mengampuni.  Ia menganggap orang-orang yang menyalibkan-Nya, sebagai orang yang tidak tahu apa-apa, tidak memahami apa yang telah mereka lakukan dengan demikian Ia mempunyai kuasa untuk mengampuni orang yang menyalibkan-Nya.


  • Kedua:
Kejadian 3: 18  “Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu.”

Pada dikala insan jatuh ke dalam dosa, Tuhan dalam murkanya memberikan akhir buruk yang dibawa oleh dosa manusia.  Salah satunya dilambangkan dengan tumbuhnya semak berduri yaitu penderitaan yang muncul akhir dosa.

Namun kasih Tuhan tidak pernah berubah ketika insan melaksanakan kesalahan, dari semak duri itu tumbuh sesuatu yang indah, yaitu bunga mawar.  Mawar yaitu lambang kasih, alasannya yaitu walaupun Allah dalam murkanya mengijinkan penderitaan menimpa manusia, tetapi insan masih sanggup melihat kasih-Nya yang indah dan sangat dalam kepada manusia.  Kasih itu mencapai puncak pada dikala Ia mengutus anak-Nya yang tunggal untuk menebus manusia.

Duri batang pohon mawar adalah lambang penderitaan sedangkan bunga mawar yaitu lambang kasih setia yang dimiliki oleh Allah.  Walaupun kita hidup menderita, kita masih sanggup melihat keindahan kasih Allah dalam penderitaan kita. 

Jadi Inilah filosofi mawar, jikalau kita terpaksa harus marah, ingatlah mawar ini.  Marahlah, tetapi jangan hingga kehilangan rasa mencintai dan mengampuni.

Karena jikalau kau mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kau juga. Tetapi jikalau kau tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.  (Matius 6: 14, 15).

Tuhan memberkati.