Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertumbuhan Yang Melampaui Imajinasi (Markus 4: 31, 32; Matius 13:31-32; Lukas 13:19)


Rata-rata biji sesawi hanya mempunyai diameter sebesar 1mm, sedangkan pohon sesawi itu sendiri mempunyai tinggi rata-rata 1,3m. Tetapi berdasarkan dongeng Willam M. Thomson dalam bukunya The Land of the Book, ia pernah menemukan pohon sesawi yang tingginya hampir lima meter. Pada ketika ia menemukan pohon itu, ia juga melihat ada banyak burung-burung yang bersarang di sana, sambil memakan biji-bijian yang dihasilkan oleh pohon sesawi itu.

1 mm bertumbuh menjadi 5 m merupakan suatu perkembangan yang menakjubkan.


Kerajaan Allah yang dimaksudkan dalam perumpamaan ini yaitu jemaat Allah secara individu maupun secara kelompok.

Pada permulaan pelayanan Kristus di dunia ini, diketahui bahwa hanya ada sedikit orang yang benar-benar mau menjadi pengikut Kristus dan mau mengakui Yesus sebagai Mesias. Memang pada ketika Yesus mengajar, selalu ada banyak orang yang hadir dan mau mendengarkan pengajaran dan hikmat dari pada Yesus. Hanya saja sebagian besar diantara mereka justru menjadi tidak percaya bahwa Ia yaitu Mesias.

Ironinya mereka yang mau mengikut Yesus ternyata hanyalah orang-orang yang tidak terpelajar, tidak berpengalaman, dan tidak mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka terdiri dari beberapa orang petani, beberapa nelayan, pemungut cukai, dll. Sedangkan Yesus sendiri, hanya dikenal sebagai tukang kayu.

Menurut hikmat dunia untuk membangun sebuah pergerakan yang besar biasanya diharapkan orang-orang bijak sebagai penasihatnya, kemudian orang-orang pandai dan berpengalaman sebagai pekerjanya. Lebih penting dari pada itu diharapkan juga seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan. Sedangkan bagi dunia, kekuasaan itu mempunyai kekerabatan yang sangat erat dengan uang dan kekuatan lahiriah. Yesus tidak tampak mempunyai semua itu.

Oleh alasannya yaitu itu, misi Kristus kalau dilihat berdasarkan prinsip duniawi maka Yesus dan murid-muridnya akan dinilai sulit bahkan tidak mungkin untuk sanggup menciptakan suatu pergerakan yang besar.

Kondisi Yesus yang sederhana seringkali menciptakan orang-orang pada zaman itu kesulitan dalam mengenal siapa itu Yesus. Sebagai contoh: Pada ketika Yesus berkhotbah di akrab kampung halaman-Nya, orang-orang berkata: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang wanita ada bersama kita?” (Markus 6:3). Lalu mereka kecewa dan menolak Yesus hanya alasannya yaitu Yesus yaitu seorang Tukang kayu. Itu terjadi alasannya yaitu mereka memakai kebijaksanaan dunia.

Tentu saja orang farisi fikir lebih parah. Ellen G. White dalam bukunya Perumpamaan Yesus hal. 51 berkata:

Di tengah orang banyak yang mendengar aliran Kristus terdapat banyak orang farisi. Mereka memandang dengan olok-olokan betapa sedikit di antara pendengaran-Nya yang mengakui beliau sebagai Mesias. Dan mereka bertanya kepada diri mereka bagaimana guru yang tidak berpura-pura ini sanggup mengangkat Israel kepada kepemerintahan semesta. Tanpa kekayaan, kekuasaan atau penghormatan, bagaimanakah ia sanggup mendirikan kerajaan yang gres itu?
Tetapi kuasa Kristus selalu melampaui batas kebijaksanaan manusia. Pengikut-pengikut yang tadinya hanya terdiri dari beberapa nelayan yang "tidak terpelajar", kini telah menjadi kerajaan misi yang begitu besar bagi dunia ini. Di mana bangsa-bangsa kini ini sanggup mencicipi hening keselamatan Ilahi melalui mereka. Biji sesawi yang sangat kecil itu telah tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar, dimana burung-burung di udara sanggup bersarang di dahannya.

Tuhan selalu sanggup memakai siapa saja, untuk menjalankan pekerjaan-Nya. Termasuk orang-orang yang dianggap tidak berkompeten sekalipun. Tidak menutup kemungkinan hal itu juga berlaku bagi anda dan saya.

Mungkin pada ketika ini kita terlihat hanya mempunyai potensi yang paling kecil dibandingkan dengan orang lain. Mungkin saja kita dianggap remeh, bahkan mungkin kita tersisih dari antara mereka yang dianggap besar. Mungkin saja alasannya yaitu kita miskin, dan tidak pintar. Tidak berpengalaman dan dipenuhi dengan aneka macam dosa. Tidak ganteng maupun tidak cantik. Mungkin kita terlihat lusuh dan tampak tidak mempunyai masa depan, hanya saja masih hidup.

Tetapi inilah kesepakatan Tuhan kalau kita mau menyerahkan diri kepada Tuhan, tiba dengan kerendahan hati yang paling dalam. Membiarkan hikmat dan pengajaran Tuhan merasuki hati kita. Membiarkan Tuhan bekerja melaui hidup kita. Mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh ibarat orang yang sedang dilanda dahaga yang mengharapkan datangnya air. Maka pada ketika itulah Tuhan akan memenuhi hati kita dengan Roh Kudus dan kasih-Nya. Maka dari situlah Tuhan akan memunculkan karunia-karunia Rohani dalam hidup kita. Berkat-berkat rohani dari pada Tuhan akan terus mengalir, dan tidak akan ada orang yang sanggup membendungnya. Dengan demikian kita akan tumbuh oleh alasannya yaitu kuasa Tuhan. Tumbuh besar dan tak terkira, melampaui imajinasi manusia. Ia sanggup mengubahkan kita ibarat biji sesawi menjadi pohon yang besar. Sebab beginilah prinsip Tuhan:

“Apa yang kurang akil bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,” (1 Korintus 1:27, 28).