Misi Selamatkan Bumi
Sebuah perusahaan swasta Amerika mengumumkan misi ruang angkasa untuk memetakan bab dalam sistem tata surya. Misi ini ingin pertanda teori asteroid yang sanggup menghantam bumi.
Ini merupakan misi pertama yang dibiayai oleh swasta, untuk melaksanakan pemetaan bab dalam tata surya. Misi akan berlangsung selama lima setengah tahun, dan akan diluncurkan pada 2016 atau 2017.

Diharapkan, misi akan membuka perbatasan untuk eksplorasi ruang angkasa dan melindungi kehidupan insan di bumi. Perlindungan ini berfokus pada pemetaan puluhan ribu orbit asteroid akrab Bumi dengan diameter minimal 140 meter, yang sanggup menyerang Bumi dengan kekuatan ledakan minimal 100 mega ton TNT. Peristiwa ini mencabut 80 juta pohon dan menghancurkan rumah-rumah dalam ratusan kilometer.
Menurut Yayasan B612, lebih dari 98 persen dari asteroid tersebut tetap tidak dikenal para astronom. Misi ini bertujuan untuk mengetahui dan melacak lebih dari 90 persen dari asteroid tersebut.
"Tujuan kami untuk filantropis, yang merupakan upaya menyelamatkan planet ini ataupun suatu daerah di planet ini dari tragedi besar," ujar Clark Chapman, seorang astronom di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.
"Tentu saja, kami juga mempunyai tujuan ilmiah tambahan, dan pemetaan kami dari asteroid ini yaitu pencetus untuk mengidentifikasi objek yang sanggup ditambang untuk sumber daya ruang angkasa di masa depan. Juga, untuk mengidentifikasi objek yang sanggup dikunjungi oleh astronot sebagai uji coba sistem yang kesudahannya sanggup mengirim orang ke Mars," katanya.
Pesawat ruang angkasa yang akan menunaikan misi ini yaitu Sentinel. Pesawat ini akan lepas landas dari NASA Kennedy Space Center di Florida dengan sumbangan dorongan dari roket Falcon 9.
Pesawat ini juga akan membawa teleskop inframerah untuk memetakan lokasi dan lintasan persimpangan asteroid Bumi."Ini yaitu objek yang sangat gelap. Ball Aerospace of Colorado, perusahaan pesawat ruang angkasa yang telah menyebarkan teleskop ruang angkasa Spitzer dan Kepler, merancang teleskop Sentinel. Instrumen ini akan menampilkan cermin alumunium 50 cm untuk mengumpulkan sinyal inframerah dengan area pandang yang luas. Gambar akan direkam oleh sebuah piranti 24 juta piksel dan akan didinginkan hingga -133 derajat celcius.
Kerjasama dengan NASA
Pesawat ini akan mengirimkan data yang terkumpul melalui jaringan ruang angkasa NASA ke Pusat Operasi Sentinel di Boulder. Pusat operasi ini kemudian akan memakai Minor Planet Center milik NASA di Cambridge, Massachusetts, untuk meneruskan data ke banyak sekali forum pendidikan dan penelitian maupun pemerintahan.
Sedangkan Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, akan melaksanakan analisis resiko komprehensif wacana isu yang ada. Ini untuk memilih orbit asteroid individu dan menilai bahaya asteroid bagi Bumi.
Teleskop ini akan memindai seluruh langit pada tengah malam setiap 26 hari untuk mengidentifikasi setiap objek yang bergerak. Pengamatan berulang pada satu-persatu steroid akan memungkinkan para astronom untuk menghitung orbitnya dan memprediksi posisi asteroid secara akurat untuk satu periode atau lebih di masa depan.
Total biaya misi ini masih harus dihitung. Namun, Chapman berharap sanggup mengumumkannya di selesai tahun. Sementara itu, Hubbard menyampaikan yayasan sedang mencari dana untuk misi ini. "Kami telah mempunyai beberapa calon investor yang telah menawarkan dana awal untuk melihat kelayakan dan ukuran teknis proyek ini," katanya.