Cara Meneliti Keganjilan Dan Kejanggalan Hadis
Bagian potongan pada sanad yang meski diteliti terdapat lima hal. Ketersambungan sanad, kualitas seorang perawi, keadaan atau meneliti syudzudz dan Illahnya seorang perawi.[1] Dari ke lima penelitian mengenai sanad hadis, sudah ada tiga hal yang sudah dibahas. Maka pada artikel kali ini akan membahas mengenai meneliti Syudzudz dan ‘Illahnya seorang perawi.
Setelah meneliti ketersambungan sanad, kualitas perawi, komentar para ulama terhadap seorang perawi yang diteliti, maka penelitian sanad belum dinyatakan selesai. Masih ada du hal yang meski dilakukan kembali, ialah meneliti kesyudzudzan seorang perawi dan ke’illah an nya. Lalu saat kelima hal tersebut sudah diteliti, barulah sanggup menyimpulkan atau menciptakan kesimpulan mengenai seorang perawi.
Untuk mengetahui adanya kesyudzudzan dan ke’illahan seorang perawi, tidaklah sanggup diketahui degan mudah, harus ada penelitian mendalam.
1. meneliti syudzudz
ada banyak pendapat mengenai Syudzudz ini, dan diantara pendapat yang sangat banyak tersebut, ada tiga pendapat yang cukup menonjol. Diantaranya ialah, syudzudz ialah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi tsiqqah, akan tetapi bertentangan dengan hadis yang driwayatkan oleh perawi banyak yang juga tsiqqah. Ke dua ialah, hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqqah, akan tetapi perawi tsiqqah lainnya tidak meriwayatkannya, ketiga ialah hadisnya hanya satu buah saja, baik diriwayatkan oleh perawi tsiqqah maupun tidak tsiqqah.
Menurut Imam Syafi’i, suatu sanad sangat memungkinkan mengandung syudzudz kalau sanad yang diteliti lebih dari satu buah. Hadits yang mempunyai satu sanad saja, tidak dikenal adanya syudzudz. [2]
Cara menelitinya ialah dengan membandingkan semua sanad yang ada untuk matan yang topik yang sama.
Pendapan yang banyak dipakai ialah pendapat Imam syafi’i. dan hanya orang orang yang memang benar benar cerdas yang sanggup meneliti kesyudzudzan sebuah hadis.
2. meneliti illah
Kata al-‘illal merupakan bentuk jama’ dari kata al’illah yang mempunyai arti sakit atau penyakit. Sementara berdasarkan istilah, ilmu al’illah merupakan sebuah ilmu yang mengambarkan alasannya ialah sebab yang tersembunyi yang sanggup merusak hadis. Walaupun secara lahiriyahnya tidak terdapat cacat.
Dan untuk mengetahui kesakitan atau keanehan hadis, memang haruslah dilakukan penelitian yang mendalam. Ibnu Shalah mengatakan, orang yang bisa meneliti ‘illah hanyalah orang yang cerdas, mempunyai hafalan hadis yang banyak, paham hadis hadis yang dihafalnya, mendalam pengetahuannya mengenai hadis.[3]
Cara meneliti hadis untuk mengetahui keanehan sebuah hadis, ialah dengan cara membandingkan hadis dengan hadis lain yang semakna.
Langkah langkah yang sanggup dilakukan untuk mengetahui atau untuk mengetahui adanya keanehan dalam sebuah hadis, yang perlu ditempuh ialah: (1) seluruh sanad yang semakna dihimpun dan diteliti, kalau hadits yang bersangkutan memang mempunyai mutabi’ataupun syahid; (2) seluruh periwayat dalam pelbagai sanad diteliti berdasarkan kritik yang berlaku. Sesudah itu, lalu sanad dibandingkan dengan sanad lain. Maka akan ditemukan, apakah sanad hadits tersebut mengandung illah ataukah tidak.[4]
Maka dari itu, langkah yang bisa ditempuh untuk mengetahui keanehan dan kejanggalan atau kesyudzudzan dan ke’illahan sebuah hadis ialah dengan membandingkannya dengan hadis yang lain, dengan tema yang serupa atau pembahasan yang sama.
Referensi :
Al-Khatib, Muhammad Ajjaj, Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuh
Suryadi dan M.al Fatih Suryadilaga, Metodoli Penelitian Hadis
M. Ghufran dan Rahmawati, Ulumul Hadis
gambar : slideserve.com
[1] Suryadi dan M.al Fatih Suryadilaga, Metodoli Penelitian Hadis
[2] Ibid
[3] M. Ghufran dan Rahmawati, Ulumul Hadis
Sumber http://caramu123.blogspot.com/