Cara Mengatasi Omfalokel Pada Bayi
Banyak sekali jenis penyakit yang terjadi pada bayi. Mulai diakibatkan oleh faktor keturunan, ada pula yang diakibatkan oleh ketidaktelitian, adapula penyakit bawaan. Salah satu penyakit yang terjadi pada bayi tersebut adalah omfalokel. Ia merupakan sebuah penyakit yang ada pada anak yang gres saja lahir, dan merupakan penyakit kelainan bawaan pada bayi.
Omfalokel merupakan sebuah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya yang terjadi melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum atau selaput perut dan tidak dilapisi oleh kulit. Penyebab dari onfalokel ini tidak diketahui. Pada skeitar 25 – 40 persen bayi yang mengalami penyakit ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya menyerupai kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan juga kelainan jantung.
Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran, usus terlihat dari luar melalui selaput perioteum yang sangat tipis dan transparan atau tembus pandang. Mengenai jumlah dan bentu tonjolan omfalokel mempunyai banyak variasi, tergantung pada besarnya lubang di pusar pada bayi.
Jika lubang pusar pada bayi kecil, maka mungkin hanya usus yang menonjol, namun apabila lubang pusarnya besar, maka kemungkinan besar, hatinya juga akan menonjol melalui lubang tersebut.
Pengertian lain dari omfalokel ini adalah kelainan bawaan yang disebabkan kegagalan alat untuk kembali ke rongga abdomen pada ketika usia janin berumur 10 minggu. Angka ajal amat tinggi, apabila omfalokel besar, lantaran kantong sanggup pecah sewaktu-waktu dan terjadi infeksi.
Kelainan ini juga sanggup dilihat dengan adanya protrusi atau sembulan dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus.
Cara mengatasinya secara medis adalah dengan operasi. Seharusnya, operasi dilakukan segera sesudah bayi lahir. Namun mengingat bahwa memasukkan semua usus ke alat visetra sekaligus ke dalam abdomen pun akan menyebabkan tekanan mendadak pada paru bayi sehingga menyebabkan gangguan pernafasan, sehingga operasi biasanya akan ditunda beberapa bulan.
Sementara penatalaksanaan keperawatannya adalah terjadi ketika adanya risiko infeksi. Sebelum dilakukan operasi apabila kantong belum pecah, maka akan dioleskan merkurokom setiap hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Operasi akan dintunda beberapa bulan untuk menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut.
Setelah diolesi, maka akan ditutup dengan kasa yang steril, di atasnya akan ditutup lagi dengan kapas yang agak tebal kemudian kemudian dipasang gurita. Apabila bayi dipulangkan, maka dokter harus memesan pada ibu bayi untuk mencegah bisul serta mengajarkan cara merawat sebagaimana yang diterapkan di rumah sakit serta kapan waktu yang tiba untuk konsultasi.
Oleh karenanya, melihat bahwa penyakit ini juga sanggup dikatakan sebagai salah satu penyakit yang mematikan, maka alangkah sangat baiknya jikalau ibu-ibu mengetahui dan memahami seluk beluk penyakit ini, sehingga sanggup mengatasinya dengan baik, bijak, dan tepat.
Seorang ibu yang baik juga meski mengetahui gejala-gejala yang ada pada dirinya dan bayinya, supaya kedua-duanya tidak terkena penyakit yang lebih jauh diakibatkan ketidaktahuannya.
Semoga dengan adanya pengenalan singkat penyakit mematikan ini sanggup menciptakan para ibu-ibu menyadari bahwa pengetahuan mengenai banyak sekali penyakit, dan gejalanya sangatlah dibutuhkan, supaya tidak terlambat dalam menanganinya dan memperlihatkan perawatan yang sempurna bagi sang bayi.
Gambar : Google
Referensi :
Ai Yeyeh Rukiyah, dkk. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Trans Info Media Jakarta.
Dwi Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita. Trans Info Media Jakarta.
Ngatiyah. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran.
Sumber http://caramu123.blogspot.com/