Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatasi Fraktus Klavikula Pada Bayi

Pada artikel sebelumnya, sudah dibahas mengenai fraktur humerus, gejala-gejala, beserta beberapa cara penanganannya, maka pada artikel kali ini juga masih akan membahas mengenai fraktur, namun dengan fraktur yang berbeda, yaitu fraktur klavikula. 

Fraktur tulang klavikula merupakan sebuah syok tulang pada bayi ketika lahir. Trauma Pada tulang sering ditemukan denga  trauma tulang lainnya.
Trauma ini ditemukan pada kelahiran letak kepala bayi yang mengalami kesulitan pada ketika dilahirkan pada cuilan bahu, atau sering pula ditemukan pada ketika ibu mehirkan bahu, atau sering juga terjadi pada ketika lahir letak sungsang dengan tangan yang menjungkit ke atas. 

Tanda atau tanda-tanda yang sanggup dilihat pada bayi yang mengalami fraktur klavikula ini antara lainnya ialah, bayi tidak sanggup atau tidak bisa menggerakkan bahunya secara bebas pada sisi yang terkena, adanya krepitasi dan ketidakteraturan pada tulang, terkadang terjadi perubahan warna pada sisi fraktur, tidak terdapat reflex moro pada sisi yang terena, terdapat spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada tempat fraktur. 

Fraktur sanggup memungkinkan terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan pundak pada ketika persalinan. Hal ini sanggup saja timbul pula pada persalinan presentasi kepala dengan anak besar atau kelahiran sungsang dengan membumbung ke atas. 

Gejala yang tampak ketika keadaan menyerupai ini yaitu kelemahan lengan pada sisi yang terkena disertai menghilangnya reflex moro pada sisi tersebut.  Ada beberapa hal yang meski diperhatikan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya syok lahir klavikula ini, di antaranya ialah :

1.       Gerakan tangan bayi, antara yang kanan dan kiri tidak seimbang, atau tidak sama.
2.       Reflex mono asimetris.
3.       Pada ketika dirababa pada cuilan tulang klavikula, bayi akan menangis.
4.       Gerakan tangan yang pasif akan sakit disertai dengan riwayat persalinan yang sukar.
Sehingga, dengan beberapa tanda-tanda yang tampak dan beberapa kemungkinan yang terjadi pada bayi yang sudah disebutkan di atas, Ibu sanggup memperhatikan bayi ibu dengan cermat, apakah bayi tersebut mengalami beberapa tanda-tanda tersebut atau tidak. 

Cara mengatasi kelainan ini, biasanya hanya sanggup dilakukan oleh dokter, sehingga, penatalaksanaan kelainan ini terbagi menjadi dua, dan ditambah dengan planning oleh dokter.
Penatalksanaan secara subjektik, ibu sanggup menyampaikan kepada dokter, bahwa bayi anda telah berumur satu hari, dan lahir dalam keadaan sungsang. Kemudian, ibu sanggup menyampaikan kepada dokter bahwa gerakan tangan kiri dan kanan pada bayi tidak sama, dan yang terakhir ibu menyampaikan bahwa bayinya menangis ketika dipegang cuilan tangannya. 
Sementara itu, penatalaksanaan secara objektif ialah, memperhatikan keempat tanda-tanda yang sudah disebutkan dan di atas. 

Planning yang sanggup dilakukan ada enam,
1.       Dokter menjelaskan secara rinci hasil investigasi kepada orangtua bayi.
2.       Dokter menjelaskan kepada orangtua si bayi mengenai apa yang dimaksud dengan fraktur klavikula.
3.       Dokter melaksanakan penanganan, menyerupai pada fraktur humerus apabila bayi tampak kesakitan.
4.       Dokter menjelaskan kepada orangtua bayi, bahwa apabila tidak ada keluhan meskipun ditemukan fraktur greenstick atau fraktur yang masih ada pertautan tulangnya, atau fraktur yang benar-benar terpisah atau lepas pada bayi yang gres lahir (neonatus) tidak perlu lagi difiksasi.
5.       Dokter menjelaskan kepada orangtua bayi bahwa periode penyembuhan biasanya akan memakan waktu sekitar tiga minggu.
6.       Dokter menasehati ibu semoga kembali lima heri lalu untuk mengganti pembalut. 

 Referensi
Dwi Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita.
Ai Yeyeyh, dkk. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita.



Sumber http://caramu123.blogspot.com/