Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengetahui Tanda-Tanda Selesai Hidup Mendadak Pada Bayi

Sindrome janjkematian mendadak pada bayi, atau yang biasa disingkat dengan SKBM/SKMB didefinisikan sebagai suatu janjkematian yang terjadi mendadak pada bayi atau pada anak kecil yang tidak diperkirakan anamnesis dan tidak sanggup terjelaskan dengan investigasi postmoterm yang menyeluruh, hal ini mencakup autopsy, penyelidikan mengenai terjadinya janjkematian dan tinjauan terhadap riwayat medis secara keseluruhan. 

SKBM/SKMB ini merupakan penyebab utama terjadinya janjkematian pada bayi pascaneonatus. Di Negara-negara maju, pada umumnya mencapai empat puluh hingga dengan lima puluh persen dari janjkematian bayi yang berusia satu bulan hingga dengan satu tahun, di Amerika Serikat angka janjkematian mendadak pada bayi yaitu 1,3/1000 kelahiran hidup yang paling tidak ada 6000 janjkematian terjadi setiap tahunnya. 

SKBM/SKMB jarang sekali terjadi terhadap bayi yang belum mencapai umur satu bulan kejadian puncaknya yaitu usia dua hingga empat bulan, dan Sembilan puluh lima persen, dan semua kasus janjkematian mendadak ini terjadi pada anak berusia enam bulan. 

Penyebab dari janjkematian mendadak pada bayi atau anak ini sanggup diakibatkan dari aneka macam faktor, salah satunya yaitu faktor genetic, lingkungan, atau social. Faktor-faktor tersebut sudah dikaitkan dengan terjadinya peningkatan risiko janjkematian dadakan pada bayi, termasuk di dalamnya yaitu kelahiran premature dengan riwayat apnoe BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) prematuritas murni. 
 
Penyebab lainnya ialah cuaca dingin, ibu yang menikah dengan usia yang masih tergolong muda, atau dalam kata sederhananya ibu muda yang tidak menikah kondisi social ekonomi yang buruk, sanggup dikategorikan termasuk populasi yang pada riwayat ibu perokok, anemia, pengguna narkotika. 

Riwayat janjkematian mendadak pada bayi terjadi pada saudara sekandung, riwayat yang hampir hilang atau episode kemarian mendadak yang abortif, cacat batang otak. 

Adapun tanda-tanda atau tanda yang sanggup diperhatikan yaitu :

1.       Perhatikan suara, dan nada tangisan bayi. Apabila bayi akan mengalami SKBM ini, maka tangisannya akan lebih tinggi, atau lebih rendah daripada tangisan bayi-bayi normal pada biasanya.

2.       Bayi akan mengalami takikardi dengan variasi denyut yang lebih daripada normal. 

3.       Frekuesnsi pernafasan pada bayi akan meningkat, serta mengalami penurunan pada kejadian apneanya. 
4.       Bayi akan mengalami labilitas yang lebih tinggi dari normal dan stabilitas denyut jantung yang lebih buruk.

Penatalaksanaan yang sanggup dilakukan terbagi menjadi empat. Yaitu, objektif, subjektif, assessment, dan planning. Adapun rincian masing-masingnya yaitu :

1.       Subjektif
a.       Ibu meski menyampaikan kepada dokter bahwa bayinya tengah berusia dua bulan
b.      Ibu menjelaskan bahwa tiba-tiba saja bunyi tangisan bayinya melemah, dan nafasnya sangat cepat.
2.       Objektif
a.       Keadaan umum : sangat lemah
b.      Pernafasan : lebih tinggi dari enam puluh kali permenitnya, dan tidak teratur.
c.       Frekuensi jantung : seratus empat puluh kali permenit, dan tidak teratur
d.      Nadi : empat puluh kali permenit, dan tidak teratur
3.       Assessment
Bayi mendadak meninggal/syndrome janjkematian bayi mendadak (SKBM)
4.       Planning
a.       Dokter menjelaskan hasil investigasi kepada orangtua bayi
b.      Dokter menyampaikan kepada orangtua bayi mengenai apa yang dimaksudkan dengan bayi meninggal mendadak/ syndrome janjkematian bayi mendadak SKBM
c.       Memberikan proteksi psikologi dan emosi pada orangtua bayi.
Demikianlah sedikit mengenai mengenal gejala-gejala yang terjadi pada bayi. Cara penanganannya juga sudah dibahas, maka saat perjuangan itu telah dilakukan, langkah terakhir yaitu tawakkal. 



Referensi :
Dwi Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita.
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. 
Sumber gambar : Google

Sumber http://caramu123.blogspot.com/